Mohon tunggu...
Kompasianer Medan
Kompasianer Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Komunitas Kompasianer Medan

Komunitas Kompasianer Medan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengemas Toba Menjadi "Sustainable Tourism" Berbasis Edukasi Konservasi Alam dan Ekonomi Kreatif

21 Oktober 2021   14:58 Diperbarui: 21 Oktober 2021   15:48 9180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana sesi diskusi di International Conference Heritage of Toba | Dokumentasi: Agus Oloan Naibaho (KOMED)

Penjelasan Profesor Harini mengenai konsep branding wisata alam Danau Toba komplit sekali, mulai dari rekomendasi pembuatan film 4D mengenai proses meletusnya gunung hingga terbentuk danau, lalu pembuatan peta wisata yang super lengkap atau semacam information center.

Berikutnya adalah Aktivis Lingkungan Annette Horschmann yang membahas Toba dari sisi lingkungan secara blak-blakan.

Menurut Annette, ada empat hal yang mengancam lingkungan Danau Toba yaitu peternakan ikan dan babi, pertanian, pariwisata, dan masyarakat sekitarnya.

Berbicara tentang isu lingkungan pada lokasi wisata kita memang PR besar menurutnya. Kita, ujar Annette sedang menghadapi eco tourism versus over tourism.

Hal ini dibuktikan dari data berita di koran yang ditemukan Annette mengenai komentar seorang pejabat yang berencana mendatangkan 10 juta pengunjung tiap tahun. Namun sebaiknya jangan karena tidak baik untuk lingkungan Danau Toba, 500 ribu saja pertahun sudah sangat baik. 

Apa saja solusi agar ecotourism bisa terwujud di kawasan wisata Danau Toba?

Annette menjabarkan dengan jelas setiap poinnya, dengan melatih warga lokal untuk mengolah sampah organik dan anorganik agar tidak menjadi limbah yang mengotori danau, menerapkan ecotourism yang low impact yang tidak banyak menciptakan sampah.

Membuat program green hotels dan memberi apresiasi pada hotel yang menerapkannya misal dengan keringanan pajak, kemudian konsep alam beratraksi, tingkatkan perbaikan jalan ke gunung, tapi jangan semua diaspal.

Saya ingin konsep sustainable tourism ini benar-benar dijalankan, take it serious! tegas Annette mengakhiri pemaparannya.

"Kolaborasi Budaya, Masyarakat, dan Pariwisata Toba" Diskusi Sesi Kedua Membahas Potensi Danau Toba dari Fashion, Kuliner hingga Musik Lokal

Pada sesi kedua diskusi semakin seru, hadir Ahli Budaya Batak Universitas Hawaii Profesor Uli Kozok yang membahas keunikan budaya Batak dan pengaruh komunikasi budaya dalam menyatukan masyarakat dan pariwisata Toba.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun