Mohon tunggu...
Boy SubirosaSabarguna
Boy SubirosaSabarguna Mohon Tunggu... Dokter - Dosen Fakultas Kedokteran UI

Kedokteran Komunitas, Biomedical Engineering, Medical Informatic

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mari Mulai pada Pembelajaran 4.0 Sekarang!

25 November 2019   19:00 Diperbarui: 25 November 2019   19:43 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh:

DR. Dr. Boy Subirosa Sabarguna, MARS

Departemen Ilmu Kadokteran Komunitas  

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

 

 

 

 

Direktorat Riset Dan Pengabdian Masyarakat 

Universitas Indonesia                                                                                                                                               

Hibah Penmas:  2017, 2018, 2019

 

1. Pendahuluan

Berikut merupakan penjelasan dari buku: Pembelajaran Berbasis Karya Inovatif Di Era Pendidikan4.0, xvii-xx, maka perlu kita sadari Era 4.0, sudah berjalan. Marilah Kita mulai mengerjakan, jangan sampai terus diskusi berkepanjangan.  Mulailah dari mahasiswa yang belajar dengan Keterampilan Belajar,                                                                                                                                                                                

agar mempunyai yang Softskill Unggul, 

dilanjutkan dengan peningkatan Pendidikan, Kurikulum sampai  Pembelajaran yang  relevan,

sehingga Kompeten dan Terampil  serta Inovatif.

Hal di atas terkait dengan pengembangan upaya untuk mencegah pengangguran sarjana, secara keseluruhan menggunakan metode dan langkah-langkah seperti berikut ini. 1)

dokpri
dokpri
Penting diperhatikan:

1) ada 3 buku merupakan rangkaian,

2) Buku di buat dalam bentuk Hadrcopy dan Aplikasi,

3) Dilakukan uji untuk verifikasi dan perbaikan.

2. Gambaran Pengembangan

Ketiga tahapan penting yaitu: 

1) Model Solusi Untuk Penganguran Sarjana Melalui Berfikir Dan Berkarya Inovatif,

2) Keterampilan Belajar, 

3) Pendidikan di Era 4.0, 

4) Pembelajaran di Era 4.0, seperti uraian di bawah ini.

2.1. Model Solusi Untuk Penganguran Sarjana Melalui Berfikir Dan Berkarya Inovatif. 

Alasan. Telah menjadi masalah besar sekarang ini, dengan adanya penganguran sarjana, suatu yang memprihatinkan setelah pendidikan menjadi lebih tinggi, tetapi dengan alasan jumlah penganguran sarjana terus meningkat sejak, tahun 1986 dengan 31.798 orang dan 2016 sebanyak 695.304 orang, selama 30 tahun sebesar  26,7 kali besarnya 2), maka perlu upaya nyata dari berbagai pihak. Hal ini adalah salah satunya. Masalah terkait dengan: Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah dimulai, maka persaingan makin tajam antar negara ASEAN, ini merupakan peringatan yang perlu diwaspadai, apalagi jumlah pengangguran sarjana yang sangat besar. Penyebab penganguran diantaranya adalah Stupid Graduates dan No Wow Factor3), maka perlu diatasi dengan cara yang sesuai dan prospektif dengan kesempatan kerja. Tujuan yang akan dicapai dakam rangka menyelesaikan masalah adalah:

1) kejelasan penyebab penganguran sarjana karena Stupid Graduates dan No Wow Factor, 

2) kejelasan Berfikir, Berkarya, Kurikulum dan Pembalajaran yang inovatif sebagai upaya yang relevan,

3) kejelasan Berfikir, Berkarya, Kurikulum dan Pembalajaran yang inovatif dalam rangka menyelesaikan masalah terkait Stupid Graduates dan No Wow Factor sehingga dapat munurunkan jumlah pengangguran sarjana.

Metode 4) yang digunakan adalah: rangkaian analisis dengan:  1) Menentukan Konsep, 2) Merancang Solusi dan 3) Menyiapkan Tindak Lanjut, dengan demikan akan siap untuk dilaksanakan. Dilaksanakan dengan mengumpulkan data dan mengkonfirmasi dari narasumber yang relevan dengan studi litratur dan wawancara mendalam dilanjutkan dengan menganalisis untuk membuat buku.

2.2. Keterampilan Belajar                                                 

Ada pengalaman yang penting ketika membahas penganguran sarjana, yang penting

terjadi sarjana menganggur karana:

  • Kompetensi yang tidak cukup kuat dan

  • Softskill  yang kurang memadai;

  • Dengan demikian: 5)
  • alat atau cara atau metode untuk menguasai kompetensi yang mencapai kondisi kuat, dan softskill yang memadai, menjadi penting untuk dicapai oleh lulusan sehingga tidak menganggur, didukung oleh sistem informasi yang relevan.

2.3. Pendidikan di Era 4.0

Sebernarya tidak perlu merobak secara total, tinggal mengarahkan pada fokus, dari: pendidikan yang mengutamakan pengetahuan dan berbasis intelektual menjadi:

berbasis inovasi,                                                                                   

 karya,                                                                                              

dan manfaat.

Dalam hal jadwal pembelajaran, penting diperhatikan, hal-hal seperti berikut:

1) dalam 1 minggu 5 hari pendidikan,

2) tiap hari hanya 1 mata ajar,

3) tiap mata ajar harus sampai tingkat karya dan manfaat,

4) terutama untuk tingkat perguruan tinggi dan untuk SLTA, SLTP, SD perlu penyesuaian lebih lanjut terutama tingkatan karya dan manfaat yang dihasilkan sehingga dapat memberi kehidupan, tidak hanya pekerjaan.  

Gambaran keterkaitan seperti berikut ini. 6)

dokpri
dokpri

2.4. Pembelajaran Berbasis Karya Inovatif di Era 4.0

Pembelajaran praktis untuk dilaksaakan menyambut Era Industri 4.0; dengan demikian akan memberikan kajian yang cukup untuk di kaji lebih jauh dan mendalam, kemudian segera dikasanakan supaya tidak ketinggalan. Gambaran pada uraian menunjukkan, hal-hal penting seperti berikut.                                                          

1. Tujuan belajar mencapai 4 tahapan karya, mulai konsep, prototipe, produk sampai manfaat, secara keterkaitan, dengan fokus pada manfaat nyata yang didukung hasil sebagai produk intelektual, dengan membuat indikator yang jelas dan relatif terukur.

2. Materi di atas merupakan materi keseluruhan yang perlu dirinci menjadi mata ajar,  yang mengikuti tahapan belajar, sehingga materi menjadi lebih maju dan lebih berkembang.

3. Pembelajaran merupakan metode secara umum yang perlu disesuaikan dengan materi, dengan menggunakan tahapan pembelajaran secara konsisten dan bertahap, secara berkesinambungan menggunakan tahapan berfikir lebih cocok dengan kondisi era 4.0.                                                          

4. Infrstruktur terutama secara nasional yang perlu disesuikan dengan situasi dan kondisi yang ada pada tempat yang beragam di seluruh Indonesia, dan perlunya sistem pembelajaran secara digital dan tele-education.                                                                                                                                        

5. Evaluasi dilaksanakan dengan berkelanjutan dan bertahap, baik secara nasional maupun lokal, konsistensi adalah penting sebagai dasar dan pelaksanaan, menggunakan basis komputer, observasi keterampilan dan perilaku, penilaian produk yang dihasilkan dan  penelusuran jejak manfaat nyata.

Menjadi penting di era Pendidikan 4.0 adanya keterampilan yang dominan untuk:

1) dilatih secara terstruktur dan terukur,

2) dan dikembangkan agar lulus benar-benar memiliki keterampilan ini dan dapat mengerjakan, serta menghasilkan karya inovatif.

Keterampilan ini dalam pelaksanaannya,                                                                                                               

dikerjakan: 11, 

kemudian 10, 

baru 1 sampai 9,

karena sesaui dengan Pancasila yang dimulai dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan demikian akan selaras dengan pengembangan kebangsaan dan upaya memajukan kehidupan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Digambarkan seperti berikut ini.7)

dokpri
dokpri
  • * Mulailah dari nomor 11, 10 baru 1 sampai 9.

 3. Langkah Memulai

            Beberapa tahapan yang perlu dikerjakan sebagai langkah dalam rangka memulai adalah sebagai berikut.

1. Kesadaran, kesadaran adanya perubahan kebutuhan kemampuan lulusan yang harus bersaing dengan robot, seperti terjadi dengan indusri dan kasir jalan toll.

2. Antisipasi masa datang, keadaan pengangguran sarjana yang terus meningkat perlu dilakukan upaya yang menyeluruh dari pendidikan sehingga terjadi kesesuaian dengan dunia kerja yang lebih jelas.

3. Memulai secara keseluruhan, waktu, kebutuhan dan lulusan terus berjalan dan bertambah, maka perlu segera melakukan upaya yang jelas dan komprihensif, atas keseluruhan proses pendidikan dan kaitannya dengan dunia kerja.

4. Mulai sekarang, kajian dan diskusi sudah dikerjakan dengan waktu yang panjang, ada berbagai cara tentunya, marilah mulai memilih dan melaksanan, karena perubahan terus berlangsung dengan cepat yang perlu disadari dengan bijak dan penuh keyakinan.

Referensi

1) Sabarguna, B.S, Pembelajaan Berbasis Karya Inovatif Di Era Pendidikan 4.0, UI Publishing, 2019

2) BPS, Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 1986 -2016, diunduh: https://www.bps.go.id/Subjek/view/id/6#subjekViewTab3, 2017-02-11, 06.50

3) Tommy Faturrachman Dwi Haryanto (Sales Manager at Global Business Guide Indonesia), 400.000 Lulusan Sarjana S1 Menganggur Karena 5 Alasan, diunduh: https://www.linkedin.com/pulse/400000-lulusan-sarjana-s1-menganggur-karena-5-alasan-tommy, 2017-02-11, 06.43

4) Sabarguna, B.S., Model Solusi untuk Pengannguran Sarjana Melalui Berfikir dan Berkarya Inovatif, UI Perss, 2017.

5) Sabarguna, B.S., Model Solusi untuk Pengannguran Sarjana Melalui Berfikir dan Berkarya Inovatif, UI Perss, 2017.

6) Sabarguna, B.S, Pembelajaan Berbasis Karya Inovatif Di Era Pendidikan 4.0, UI Publishing, 2019

7) Sabarguna, B.S, Pembelajaan Berbasis Karya Inovatif Di Era Pendidikan 4.0, UI Publishing, 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun