Mohon tunggu...
Komang Safitriani
Komang Safitriani Mohon Tunggu... Siswa

Badminton

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menodai Yadnya Melalui Korupsi Dana Keagamaan

27 Juni 2025   15:58 Diperbarui: 27 Juni 2025   15:58 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

Korupsi dalam pengelolaan dana keagamaan merupakan salah satu bentuk penyimpangan moral yang tidak hanya berdampak secara sosial, tetapi juga spiritual. Tindakan ini mencederai nilai-nilai sakral dalam pelaksanaan Yadnya, yaitu pengorbanan tulus untuk Tuhan, sesama, dan alam semesta. Artikel ini mengkaji bagaimana praktik korupsi dana keagamaan menodai makna luhur Yadnya dalam konteks agama Hindu, serta implikasi etis, sosial, dan spiritual dari tindakan tersebut. Melalui pendekatan kualitatif dengan telaah literatur dan studi kasus, artikel ini menyoroti perlunya pengawasan ketat, transparansi, dan pembinaan moral dalam pengelolaan dana keagamaan.

Pendahuluan

Dalam konteks agama Hindu, Yadnya merupakan bentuk pengabdian yang tulus dan tanpa pamrih sebagai wujud dharma atau kewajiban suci manusia. Lima Yadnya yang dikenal sebagai Panca Yadnya Dewa Yadnya, Rsi Yadnya, Pitra Yadnya, Manusa Yadnya, dan Bhuta Yadnya merupakan pilar kehidupan spiritual dan sosial umat Hindu. Namun, nilai-nilai luhur ini kerap tercoreng ketika dana yang seharusnya digunakan untuk mendukung pelaksanaan Yadnya justru disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.

Korupsi dana keagamaan adalah bentuk penyelewengan yang sangat menyakitkan karena dilakukan atas nama kepercayaan dan spiritualitas. Ketika dana umat yang dikumpulkan untuk pembangunan pura, pelaksanaan upacara keagamaan, atau kegiatan sosial digunakan demi kepentingan pribadi, hal itu sama saja dengan menodai kesucian Yadnya. Artikel ini berupaya membedah persoalan tersebut secara mendalam.

Konsep Yadnya dalam Hindu

Yadnya berasal dari akar kata "Yaj" yang berarti mempersembahkan atau berkorban dengan tulus. Dalam praktiknya, Yadnya tidak terbatas pada persembahan dalam bentuk ritual, tetapi juga mencakup tindakan sosial, pendidikan, dan pelayanan kepada sesama. Kelima bentuk Panca Yadnya memiliki makna:

  1. Dewa Yadnya -- persembahan kepada Tuhan sebagai bentuk bhakti.

  2. Rsi Yadnya -- penghormatan kepada para guru spiritual dan penyebar dharma.

  3. Pitra Yadnya -- penghormatan kepada leluhur.

  4. Manusa Yadnya -- kewajiban sosial terhadap sesama manusia.

  5. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    4. 4
    5. 5
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
    Lihat Kebijakan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun