Mohon tunggu...
Politik

Prabowo dan Sikap Munafiknya soal Isu Palestina

23 November 2018   23:00 Diperbarui: 23 November 2018   23:24 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: detikNews.com

Tak disangka dan tak diduga, Prabowo Subiyanto ternyata memiliki sikap politik yang berbeda terkait 'penjajahan' di Palestina. Bila kebanyakan politisi Islam memiliki sikap yang tegas untuk membela Palestina, tetapi Prabowo lain. Ini yang sungguh menyedihkan.

Seorang Prabowo justru mempersilakan dan menghormati keputusan pemerintah Australia untuk memindahkan Kedutaan Besarnya (Kedubes) di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, yang notabene selama ini dianggap sebagai ibukota Palestina.

Dalam acara Indonesia Economic Forum di Jakarta pada Rabu (21/11) lalu, Prabowo berkomentar terkait isu ini. 

"Mengenai pemindahan kedutaan, saya belum membaca keputusan (final) Australia mengenai pemindahan kedutaannya ke Yerusalem," ujarnya kepada hadirin. "Saya tidak melihat (pemindahan kedutaan Australia) menjadi masalah untuk Indonesia," lanjutnya.

"Sebagai pendukung Palestina, kami tentu punya opini sendiri. Namun, Australia juga adalah negara independen dan berdaulat sehingga kita harus menghormati kedaulatan mereka," papar Prabowo.

Pernyataan itu, tentu saja, menampar kita semua. Sebagai sesama negara yang berpenduduk Islam, apa yang disampaikan oleh Prabowo itu membuat dada kita terasa sesak dan nyeri. 

Pemindahan Kedubes itu memiliki makna yang cukup dalam dan signifikan dalam hubungan internasional. Dengan adanya pemindahan kedubes itu, artinya Australia mengakui bahwa Ibukota Israel adalah Yerusalem, bukan Tel Aviv lagi.

Di titik ini, pengakuan atau anggapan normal atas pemindahan kedubes suatu negara, sama saja dengan membiarkan, melanggengkan, (atau, bahkan mengakui) 'kolonialisasi' terhadap Palestina secara telanjang mata. Oleh karenanya, PBB dan sejumlah negara protes keras atas isu pemindahan kedubes ini.

Mayoritas penduduk di Palestina adalah beragama Islam. Selama puluhan tahun saudara muslim kita di sana mengalami aneksasi dan ketertindasan yang luar biasa. Itu karena 'penjajahan' Israel, yang didukung oleh negara-negara Barat.

Tetapi, di sini paradoks itu justru muncul dari diri seorang Prabowo. Pasalnya, dia berkata (akan) mendukung Palestina, tetapi di sisi lain dia berkata 'menghormati' keputusan Australia. Sebuah kebijakan macam apa yang hendak Prabowo tawarkan soal Palestina ini?

Apakah anda tidak ingat soal hadits Nabi ini, Pak? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun