Perlu Suaranya Tak Butuh Kepentingannya, Cara Prabowo Manfaatkan Emak-Emak untuk Mendulang Suara
Kubu calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto diketahui sering menyebut 'emak-emak' dalam berbagai kampanyenya. Bahkan, mereka berjanji akan mendorong kesejahteraan emak-emak ini bila terpilih nanti.
Menurutnya, para emak-emak ini memiliki pengaruh besar untuk ikut bergerak dalam memenangkan pihak oposisi dalam momen Pemilu 2019. Oleh karenanya patut didekati suaranya.
Namun sayangnya pelibatan emak-emak tersebut masih sebatas digunakan untuk mendulang suara saja. Tanpa dilibatkan dalam isu-isu strategis. Hal ini sebagaimana pendapat yang diutarakan oleh Direktur Jurnal Perempuan, Atnike Nova Sigiro.
Ditambah, pelibatan perempuan dalam politik selama ini masih belum optimal. Pada Pemilu Legislatif (pileg) 2014, peran perempuan hanya sebagai pelengkap atau syarat administratif untuk lolos syarat 30% saja.
Hal yang senada juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Perludem, Titi Angraini. Menurutnya, potensi emak-emak saat ini sebaiknya tidak hanya untuk meraih suara. Pasangan calon harus bisa meraih yang lebih luas dibandingkan isu domestik, sehingga tidak mempersempit peran perempuan.
Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2019 yang diterbitkan KPU menyatakan jumlah pemilih perempuan mencapai 50% dari jumlah suara. Jumlah suara tersebut bisa diraup tim kampanye kedua pasangan calon apabila berkomitmen dalam pelibatan perempuan.
Beberapa parameter bisa digunakan untuk melihat komitmen paslon terhadap perempuan. Salah satunya dari keterwakilan perempuan dalam tim sukses atau visi-misi maupun program paslon untuk perempuan.
Dalam konteks Pemilu 2019, suara emak-emak hanya dieksploitasi oleh kubu Prabowo-Sandi untuk mendulang suara. Mereka menebar janji manis dan retorika, namun selalu inkonsisten. Misalnya, soal isu harga pangan melonjak sebagaimana beberapa waktu lalu.
Penggunaan emak-emak hanya dalam retorika kampanye itu sesungguhnya tak benar-benar memperbaiki kehidupan para perempuan. Mereka hanya dimanfaatkan suaranya, tapi tak perlu dilibatkan dalam hal-hal yang strategis.
Kisah emak-emak dalam pandangan kubu Prabowo-Sandi seperti pepatah, 'Habis manis, sepah dibuang'.