Kecelakaan tragis pesawat Embraer E-190 yang dioperasikan oleh Azerbaijan Airlines pada tanggal 25 Desember 2024 yang lalu menimbulkan berbagai spekulasi dari berbagai pihak, tak ketinggalan pengamat penerbangan termasuk dari Indonesia.
Pesawat dengan nomor registrasi 4K-AZ65 ini jatuh setelah diduga mengalami bird strike atau bertabrakan dengan burung ketika dalam penerbangan namun dengan foto foto yang beredar dugaan beralih kepada serangan militer yang mengakibatkan beberapa lubang di bagian belakang dan ekor pesawat.
Seperti pada kecelakaan ataupun insiden pesawat lainnya, berbagai spekulasi memang selalu bermunculan yang adakalanya justru dapat membantu pihak yang melakukan investigasi, akan tetapi pada akhirnya kita harus tetap menghormati hasil penyelidikan kecelakaan oleh pihak yang berwenang melakukan investigasi kecelakaan di negara lokasi kejadian.
Namun untuk sementara ini mari kita mencoba memahami lebih dekat lagi apa itu bird strike dan apa pengaruhnya pada pesawat yang tengah dalam fase penerbangan.
Pengertian dari bird strike adalah tabrakan antara hewan yang melakukan penerbangan atau sedang mengudara (airborne) -- seperti burung -- dengan kendaraan yang sedang bergerak, dalam hal ini bisa kendaraan roda empat, roda dua serta pesawat terbang pastinya. Istilah ini juga berlaku ketika hewan tersebut menabrak suatu struktur bangunan seperti tower dan lainnya.
Istilah bird strike ini sebenarnya bermakna sama dengan istilah wildlife strike yang artinya tabrakan antara hewan dengan kendaraan yang sedang bergerak, hanya saja penggunaan istilah bird strike ini untuk memisahkan antara hewan yang dapat melakukan penerbangan dengan hewan yang tidak bisa melakukan penerbangan (non-avian wildlife) yang berada di darat.
Dalam penerbangan, bird strike merupakan tabrakan antara hewan di udara dengan pesawat yang dapat terjadi pada semua fase penerbangan namun kebanyakan terjadi pada fase lepas landas, approaching, mendarat dimana setiap bagian pesawat dapat menjadi korbannya seperti hidung, windshield, mesin pesawat (disebut dengan bird ingestion), roda pesawat, dan ekor pesawat.
Dampak dari tabrakan ini bisa sangat fatal mengingat pesawat dalam kecepatan tinggi sehingga apapun yang menabraknya akan mengakibatkan kerusakan pada pesawat dan bahkan dapat membahayakan penerbangan yang tengah dilakukan oleh pesawat terutama ketika mengenai bagian terpenting pesawat seperti mesin dan flight control.
Bila mesin pesawat terkena maka pesawat akan kehilangan daya dorongnya atau thrust sehingga tidak dapat mempertahankan ketinggian terbangnya, selain itu aroma dari burung yang terbakar di mesin pesawat akan tercium dan mengganggu penumpang dam kru kabin di kabin pesawat melalui sistem pendingin kabin.
Bila kaca kokpit (windshield) terkena maka dapat melukai dan bahkan membuat kedua pilot tidak dapat mengendalikan pesawat pada fase penerbangan berikutnya.
Bila roda pesawat terkena maka tidak saja roda pesawat tidak dapat berfungsi tapi juga sistem rem pesawat, begitu pula bila bird strike mengenai alat kontrol penerbangan seperti rudder, stabilizer dan lainnya yang sangat krusial bagi pesawat untuk tetap dapat mengudara dan tetap pada jalurnya.
Bila jendela di kabin terkena serangan burung, maka dampaknya ada pada penumpang yang duduk di dekat jendela tersebut.
Dari sisi kerugian material, bird strike dapat mengakibatkan kerugian yang tidak kecil mengingat pesawat dan semua bagiannya berbiaya tinggi, dan karena semua bagian pesawat penting maka setiap kerusakkan perlu segera diperbaiki ataupun diganti yang juga berbiaya tinggi.
Beberapa kejadian bird strike ini contohnya adalah Boeing C-32A dimana wakil presiden Amerika berada di dalam pesawat tersebut, pesawat ini bertabrakan dengan burung dan mengenai mesin sebelah kanan (engine no.2) ketika dalam fase lepas landas pada tanggal 22 September 2020.
Kejadian bird strike pada pesawat Boeing C-32A ini juga pernah terjadi pada tanggal 19 April 2012 dalam ketika itu pesawat pada fase approach dimana mesin sebelah kiri pesawat (engine no.1) mengalami kerusakkan.
Apa yang menyebabkan terjadinya bird strike ? lokasi yang menjadi habitat burung sangat dapat menjadi faktornya seperti bandara yang berlokasi di dekat garis Pantai, proses migrasi yang dilakukan oleh burung dari musim ke musin dan lainnya.
Berapa tingkat kemungkinan terjadinya bird strike terhadap pesawat?
Pada situs national geographics, beberapa peneliti dalam sebuah makalahnya memperkirakan jumlah populasi burung di seluruh dunia adalah antara 50--428 miliar.
Sedangkan jumlah rata rata penerbangan (flight) di dunia per hari nya lebih dari 100,000 penerbangan -- bahkan situs flightradar24 mencatat sebanyak 134,386 penerbangan, jumlah ini pun hanya mencakup penerbangan komersil, tidak termasuk penerbangan militer dan non commercial flights.
Bila kita mengambil jumlah minimumnya saja yaitu 50 milyar ekor serta melihat jumlah penerbangan per hari nya tersebut serta melihat fakta dimana burung dan pesawat sama sama menggunakan ruang udara untuk melakukan penerbangan, maka kita dapat melihat betapa besar potensi terjadinya bird strike terhadap pesawat.
Selain itu, situs pilotswhoaskwhy menyebutkan bahwa 95& dari jumlah kejadian tabrakan pesawat dengan hewan adalah bird strike, sedangkan sisanya 5% berupa tabrakan pesawat dengan hewan di darat atau di sekitar Kawasan bandara.
Bandara sebagai kawasan bagi pesawat untuk lepas landas dan mendarat juga dapat menjadi kawasan bagi burung untuk bersarang dan mencari makanan (habitat), sehingga mitigasi terhadap bird strike di bandara menjadi sebuah hal yang tidak hanya wajib tapi juga perlu diterapkannya inspeksi berkala pada semua bagian bandara terutama pada sisi udara bandara.
Jenis pesawat apapun sama sama memiliki potensi bertabrakan dengan burung, baik itu pesawat bersayap tetap maupun putar serta dengan mesin turboprop ataupun jet, oleh karenanya berbagai langkah dan antisipasi telah tersedia bagi semua pihak dalam penerbangan termasuk kepada kru pesawat.
Badan penerbangan dunia atau ICAO memiliki sistem pelaporan yang dikenal dengan IBIS atau ICAO Bird Strike Information System dimana semua pihak dalam penerbangan dapat melaporkan keberadaan sekumpulan burung maupun kejadian bird strike, ICAO juga akan mengeluarkan bulletin yang berguna bagi pihak pihak yang melakukan penerbangan.
Kantor German Bundeswehr Geoinformation menyediakan BIRDTAM, sejenis NOTAM,SNOWTAM dan ASHTAM yang isinya berupa notifikasi kepada kru pesawat dan lainnya akan keberadaan sekumpulan burung yang dapat berpotensi terjadinya bird strike.
**
Keinginan manusia untuk terbang adalah dengan melihat burung, namun ketika pesawat tercipta maka keduanya sama sama menggunakan ruang udara untuk melakukan penerbangan, keselamatan penerbangan tetap harus menjadi prioritas -- baik kepada manusianya pada ekosistem aviasi maupun kepada burung yang keberlangsungannya pada kehidupan di bumi perlu dijaga.
Salam Aviasi
***
Referensi:
*edition.cnn.com/2024/12/26/asia/kazakhstan-plane-crash-questions-intl/index.html
* skybrary.aero/articles/non-avian-wildlife-hazards-aircraft
* aerotime.aero/articles/25822-how-dangerous-is-bird-strike-on-airplane/amp
* asn.flightsafety.org/wikibase/145220
* asn.flightsafety.org/wikibase/242793
* skybrary.aero/articles/non-avian-wildlife-hazards-aircraft
*nationalgeographic.com/animals/article/how-many-birds-are-there-in-the-world-science-estimates
* themuseumofamericana.net/bird-strikes-began-with-orville-wright-nonfiction-by-dave-seter/
* scarecrow.eu/bird-strike-statistics/
*icao.int/Aerodromes/ibis/Pages/default.aspx
* pilotswhoaskwhy.com/2024/05/05/the-threats-of-bird-strikes-and-how-to-mitigate-them/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI