Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Mendefinisikan Ulang Kecelakaan dari Kejadian Challenger

30 Mei 2023   00:54 Diperbarui: 3 Juni 2023   17:33 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Needpix.com

Selain dari itu juga telah ditemukan butiran hitam akibat hasil pembakaran atau soot pada kedua pengikat (pelekat) atau joints saat setelah peluncuran bulan Januari 1985, ini artinya ada gas yang telah bocor.keluar dari roket peluncur akibat tidak berfungsinya perekat ini, hanya saja pada peluncuran tahun 1985 gas yang keluar tadi hanya sampai pada cincin-o utama (primary) dan tidak sampai ke cincin-o kedua.

Keberadaan cincin-o kedua ini adalah merupakan redudancy yang tujuannya seperti tambahan dan atau back up sehingga bila satu cincin-o tidak berfungsi maka masih ada cincin-o kedua yang bisa menghindari bocornya gas menjadi semburan gas yang besar yang bisa.mengenai tanki bahan bakar berisi hidrogen dan oksigen cair.

Pada peluncuran di bulan Januari 1985 suhu udara saat peluncuran adalah 53 derajat fahrenheit sedangkan pada peluncuran, badan Meteorologi pada hari sebelum peluncuran memprediksi bahwa suhu udara di pagi saat peluncuran bisa berada pada suhu 18 derajat Farenheit , kondisi ini kemudian menjadi kekhawatiran para insinyur roket peluncur.

Semua engineer sudah melakukan analisis dengan adanya kondisi cuaca ini, kemudian dilanjutkan dengan serangkaian pembicaraan konferensi (teleconference) sejak pukul 8 malam pada tanggal 27 Januari 1985 yang dihadiri oleh

  • ‌Joe Kilminster, Vice President Morton Thiokol pada program rocket booster
  • ‌Jerry Mason, General Manager Morton Thiokol
  • ‌Bob Lund, Engineering Solid Rocket Booster project di Morton Thiokol
  • Larry Mulloy, Manager Shuttle Solid Rocket Booster project di NASA Marshall Space Flight Center
  • ‌George Hady, Deputy Director di NASA Marshall Space Flight Center

Bob Lund awalnya mendukung analisis para engineer nya untuk tidak meneruskan peluncuran ketika suhu udara dibawah 53 derajat fahrenheit.

sumber gambar: screenshot youtube.com
sumber gambar: screenshot youtube.com

Namun kemudian rekomendasi tersebut diganti dengan tetap meneruskan peluncuran sesuai rencana, pihak NASA kemudian meminta rekomendasi tertulis yang ditandatangani oleh pejabat yang bertanggung jawab di tempat peluncuran yaitu Allan Mcdonald, namun dia menolaknya. Pada akhirnya rekomendasi untuk meneruskan peluncuran ditandatangani oleh VP dari Morton Thiokol yaitu Joe Kilminster.

Mengutip perkataan Allan Mcdonald kepada NASA dimana ketika itu ia menjabat sebagai Director of the Space Shuttle Rocket Booster Project Allan sebagai berikut, "You're asking us to fly rocket booster outside of they're qualified to fly in, that's violation of protocol -- you can't do that. I sure hope nothing happens tomorrow but if it does I'm not going to be the person to stand before the board of inquiry and tell them that I gave you my approval to fly those rocket boosters an environment that they were never qualified to fly in"

Kekhawatiran dan analisis para engineer tersebut terjawab setelah kru Challenger memberikan respons perintah ruang kontrol, " Challenger, go to throttle up" dengan kebakaran dahsyat di udara.

Suara terakhir yang terdengar dari kru adalah suara dari pilotnya yaitu Michael J Smith yang berkata "Uh,Oh" yang mengindikasikan bahwa sang pilot menyadari apa yang sedang terjadi saat itu.

Kokpit dan astronot pesawat Challenger oleh beberapa pihak diperccaya masih utuh saat setelah ledakan dan terlempar dari angkasa dan jatuh ke laut dalam kecepatan yang tinggi, hal ini setidaknya terlihat pada sebuah video dari kamera NASA di tempat peluncuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun