Seringnya kata maaf terdengar setiap kali ada insiden bukanlah gesture yang positif dalam perspektif keselamatan penerbagan terlebih bila setiap insiden berhubungan dengan pengoperasian pesawat dan bukan pada bandara.
Pihak Otoritas Penerbangan khususnya penerbangan sipil nasional perlu menguatkan radar mereka untuk memonitor secara kontinyu tanpa henti (konsistensi) segala kegiatan maskapai baik yang berjadwal maupun tidak dan yang diregistrasi di negara bersangkutan.
Ini adalah bentuk dari kehadiran pemerintah dalam melakukan kewajibannya melindungi dan menjami keselamatan rakyatnya serta memastikan kelancaran kegiatan penerbangan dalam menggerakan roda perekonomian negara.
Aviasi militer dapat mempertahankan wilayah dan teritori sebuah negara tidak saja membutuhkan pesawat-pesawat yang dapat melakukan fungsi dan perannya tetapi juga para penerbangnya dengan berbagai pelatihan serta keterampilan sari para teknisi pesawatnya.
Aviasi sipil dapat menggerakan roda perekonomian sebuah negara melalui penerbangan berjadwal antar kota dan antar pulau serta daerah daerah terpencil untuk melancarkan kegiatan dan lalu lintas orang serta pendistribusian barang-barang kebutuhan masyarakatnya.
Baik aviasi sipil dan militer keduanya membutuhkan kekuatan ekononi dari negara yang bersangkutan atau setidaknya kestabilan perekonomian.
Untuk mewujudkan kekuatan ekonomi itu diperlukan konsistensi dan kejujuran dari semua pemegang kebijakan dan kepentingan.
Langit seharusnya tetap berwarna biru dan jangan sampai berubah warnanya menjadi merah yang mengindikasikan sebagai langit yang penuh marabahaya.