Mohon tunggu...
Widiyatmoko
Widiyatmoko Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penggemar pesawat berbagai jenis dan pengoperasiannya serta perkembangannya melalui membaca. Airport of Birth : HLP Current Airport : DPS

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Keberadaan Industri Pertahanan pada Sistem Pertahanan

25 Agustus 2022   11:36 Diperbarui: 25 Agustus 2022   11:37 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto via Kompas.com

Analisis dan pengkajian mereka berdasarkan pengalaman mereka dalam keterlibatan peperangan di masa lalu menjadikan mereka mengkonversikan kelemahan menjadi keunggulan yang terlihat pada beberapa kekuatan militer mereka.

Hal ini yang mungkin dapat menjelaskan mengapa mereka tidak lagi memiliki pesawat tactical bomber.seperti dahulu dan hanya memiliki strategic bomber seperti B-52, B-2 dan B-1 mereka.

Sebuah negara membutukan industri pertahanan dimana keberadaannya sama vitalnya dengan peralatan dan perlengkapan militer itu, dan jika dilihat dari sisi produk tempur maka memang ada beberapa kondisi dan keadaan yang harus mentaati segala batasan batasan pada perjanjian dengan pihak pemerintah.

Keberadaannya industri pertahanan bagi pihak militer dan pemerintah sama sama bersifat strategis baik dilihat dari sisi strategisnya maupun dari sisi ekonominya.

Bagaimana dengan Indonesia ? dengan melihat kekuatan militer dan luas wilayah Indonesia maka memang diperlukan industri pertahanan yang tidak hanya dapat melengkapi kekuatan mereka dengan peralatan dan perlengkapan militer yang canggih canggih saja tetapi utamanya yang benar benar sesuai dengan kondisi dan keadaan di lapangan baik itu daerah operasi maupun medan pertempuran.

Industri pertahanan kita masih menyediakan ruang luas kepada investor sedangkan pihak militer kita membutuhkan mitra strategis.

Bagaimana ada yang tertarik terjun ke industri pertahanan ?

Referensi : Satu Dua Tiga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun