Mohon tunggu...
William Giovanni
William Giovanni Mohon Tunggu... Penulis - Financial Services and Tech Enthusiast

| Financial Services, Tech, and Stock Market Enthusiast | Tukang Ngemil |

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ini Aksiku Mewujudkan Impian di Masa Depan

14 Mei 2016   13:50 Diperbarui: 14 Mei 2016   19:33 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiataan Rutin Saya Menabung di Bank

Umur saya kini menginjak usia 22 tahun. Masih panjang perjalanan hidup saya, banyak impian yang ingin dicapai. Mencapai segala impian di masa depan, tentu perlu usaha. Usaha dalam bentuk doa, tenaga, dan dana. Saya percaya Tuhan Maha Kaya Ia yang akan mecukupkan segala keperluan. Tak berhenti pada percaya, saya bertindak dengn tenaga yang saya miliki untuk bekerja. Lewat pekerjaan cara Tuhan mencukupkan kebutuhan saya. Saya menerima bayaran atas pekerjaan saya.

Tentu saya gunakan sesuai dengan kebutuhan saya, bukan keinginan saya. Kalau keinginan saya, tiap ada gawai (gasget) terbaru rasanya ingin dibeli. Saya mulai menyisihkan 10% dari penghasilan saya untuk keperluan keagamaan dan 10% lagi untuk menabung. Setiap saya menerima pendapatan untuk keperluan keagamaan dan menabung, tak pernah saya terlupa menyisihkan di awal.

 

 

Saat memilih bank tempat saya menabung, saya pastikan di pintu bank ada logo LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Sehingga simpanan saya di bank berupa tabungan aman. Baik di bank konvensional dan bank syariah saya memastikan bahwa ada logo LPS.

 


Salah Satu Bank Anggota LPS
Salah Satu Bank Anggota LPS
 

Stiker LPS di Salah Satu Bank
Stiker LPS di Salah Satu Bank
 

Dengan adanya logo LPS simpanan saya di bank dijamin sampai dengan 2 Milyar. Di bank konvensional bunga dijami maksimal sampai 7,25% untuk bank umum. Di bank syariah tetap dijamin bagi hasilnya, namun tidak ada batasan besarannya. Besaran bagi hasil di bank syariah tidak boleh diperjanjikan di awal.

 

Contoh Nisbah Bagi Hasildi di Salah Satu Bank Syariah
Contoh Nisbah Bagi Hasildi di Salah Satu Bank Syariah
 

Beberapa bulan saya melakukannya, tak lama saya menonton program yang membahas topik keuangan. Dari pembahasan tentang dana darurat, pentingnya asuransi, dan berinvestasi. Sayapun tersadar bahwa tak cukup sekedar mempersiapkan tabungan saja.

Langkah selanjutnya saya menyisihkan penghasilan saya untuk mempersiapkan dana darurat. Di saat yang tidak disangka dan dikira, hal darurat terjadi maka dana darurat bisa digunakan. Pernah suatu saat atap rumah saya jebol karena hujan deras hampir seharian. Untungnya saya memiliki dana darurat, maka atap rumah bisa segera diganti dengan yang baru. Andai saya tidak lagi bekerja, dana darurat bisa saya gunakan sambil mencari pekerjaan baru.

Tak kalah pentingnya saya mempersiapkan asuransi. Karena saya saat ini belum menikah, asuransi jiwa belum menjadi prioritas untuk dibeli. Saya membeli asuransi kesehatan, BPJS Kesehatan. Selian itu dengan menjadi anggota BPJS Kesehatan saya turut menjadi warganegara yang baik.

Pelayanan BPJS Kesehatan sangat bermanfaat bagi semua orang. Saya belum pernah mengklaim BPJS Kesehatan, namun papa saya pernah. Untungnya ada BPJS Kesehatan, biaya pengobatan mata mencapai belasan juta ditanggung BPJS Kesehatan. Setiap bulan saya dan keluarga membayar iuran BPJS Kesehatan kelas 2, saat ini dengan iuran Rp 51.000 per bulan. Saat ini saya hanya menggunakan BPJS Kesehatan, namun saya berencana membeli asuransi kesehatan tambahan ke depannya.

 

Kartu Anggota BPJS Kesehatan
Kartu Anggota BPJS Kesehatan
 

Setelah tenang dengan dana di tabungan dan dana darurat yang perlahan terkumpul, serta aman dari besarnya dana yang harus ditanggung. Baru saya berani untuk mulai berinvestasi. Beragam jenis investasi yang bisa dipilih, saya memastikan investasinya di lembaga yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. 

Teringat saya akan berita investasi bodong, korban investasi bodong dijanjikan imbal hasil yang tinggi. Dari 10-30% per bulan imbal hasil yang ditawarkan. Bagi saya rasanya tidak masuk akal.

 

Berita Investasi Bodong di Kompas.com
Berita Investasi Bodong di Kompas.com
 

Saya akhirnya memutuskan berinvestasi reksadana. Karena saya memiliki tujuan untuk biaya pernikahan saya di masa depan. Dengan jangka waktu 6 tahun lagi, saya memilih investasi di reksa dana saham. Saya juga sudah menghitung perkiraan besaran biaya pernikahan. Tentu momen berharga sekali seumur hidup perlu dipersiapkan dengan baik. Saya tak mau merepotkan orang tua dengan menanggung biaya pernikahan nantinya.

Tujuan yang tak kalah pentingnya, memiliki rumah sendiri. Saya juga mempersiapkan uang muka rumah yang saya inginkan. Dimulai dari nominal Rp 100.000 saya setiap bulan menyisihkan untuk investasi reksa sana. Setelah menghitung besaranya, saya juga membeli reksa dana lainnya. Karena tujuan saya di masih depan masih lama, saya kembali memilih reksa dana saham.

 

Secara autodebit dari rekening saya ditransfer ke rekening manager investasi. Saat ada penghasilan tambahan, saya terkadang menambah besaran setoran investasi reksa dana. Tidak perlu repot untuk datang ke kantor cabang manager investasi. Kini berinvestasi reksa dana bisa via online. Tak ada alasan untuk tidak berinvestasi. 

 

Salah Satu Produk Investasi yang Diawasi OJK
Salah Satu Produk Investasi yang Diawasi OJK
 

Perlahan namun pasti, saya mempersiapkan masa depan saya.Berawal dari hal kecil, yaitu menabung baru perlahan-lahan menyiapkan dana darurat, memiliki asuransi kesehatan, dan mulai berinvestasi. Ini aksiku mempersiapkan masa depanku, mewujudkan impian.

Mulai dari hal kecil yang bisa saya lakukan sendiri saat ini. Bukan nanti, bukan orang lain, dan hal besar yang menentukan dan bertanggung jawab atas masa depan saya. My Life is My Responsibility. Ini aksiku, mana aksimu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun