Mohon tunggu...
William Giovanni
William Giovanni Mohon Tunggu... Penulis - Financial Services and Tech Enthusiast

| Financial Services, Tech, and Stock Market Enthusiast | Tukang Ngemil |

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Ini Aksiku Mewujudkan Impian di Masa Depan

14 Mei 2016   13:50 Diperbarui: 14 Mei 2016   19:33 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiataan Rutin Saya Menabung di Bank

Beberapa bulan saya melakukannya, tak lama saya menonton program yang membahas topik keuangan. Dari pembahasan tentang dana darurat, pentingnya asuransi, dan berinvestasi. Sayapun tersadar bahwa tak cukup sekedar mempersiapkan tabungan saja.

Langkah selanjutnya saya menyisihkan penghasilan saya untuk mempersiapkan dana darurat. Di saat yang tidak disangka dan dikira, hal darurat terjadi maka dana darurat bisa digunakan. Pernah suatu saat atap rumah saya jebol karena hujan deras hampir seharian. Untungnya saya memiliki dana darurat, maka atap rumah bisa segera diganti dengan yang baru. Andai saya tidak lagi bekerja, dana darurat bisa saya gunakan sambil mencari pekerjaan baru.

Tak kalah pentingnya saya mempersiapkan asuransi. Karena saya saat ini belum menikah, asuransi jiwa belum menjadi prioritas untuk dibeli. Saya membeli asuransi kesehatan, BPJS Kesehatan. Selian itu dengan menjadi anggota BPJS Kesehatan saya turut menjadi warganegara yang baik.

Pelayanan BPJS Kesehatan sangat bermanfaat bagi semua orang. Saya belum pernah mengklaim BPJS Kesehatan, namun papa saya pernah. Untungnya ada BPJS Kesehatan, biaya pengobatan mata mencapai belasan juta ditanggung BPJS Kesehatan. Setiap bulan saya dan keluarga membayar iuran BPJS Kesehatan kelas 2, saat ini dengan iuran Rp 51.000 per bulan. Saat ini saya hanya menggunakan BPJS Kesehatan, namun saya berencana membeli asuransi kesehatan tambahan ke depannya.

 

Kartu Anggota BPJS Kesehatan
Kartu Anggota BPJS Kesehatan
 

Setelah tenang dengan dana di tabungan dan dana darurat yang perlahan terkumpul, serta aman dari besarnya dana yang harus ditanggung. Baru saya berani untuk mulai berinvestasi. Beragam jenis investasi yang bisa dipilih, saya memastikan investasinya di lembaga yang terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. 

Teringat saya akan berita investasi bodong, korban investasi bodong dijanjikan imbal hasil yang tinggi. Dari 10-30% per bulan imbal hasil yang ditawarkan. Bagi saya rasanya tidak masuk akal.

 

Berita Investasi Bodong di Kompas.com
Berita Investasi Bodong di Kompas.com
 

Saya akhirnya memutuskan berinvestasi reksadana. Karena saya memiliki tujuan untuk biaya pernikahan saya di masa depan. Dengan jangka waktu 6 tahun lagi, saya memilih investasi di reksa dana saham. Saya juga sudah menghitung perkiraan besaran biaya pernikahan. Tentu momen berharga sekali seumur hidup perlu dipersiapkan dengan baik. Saya tak mau merepotkan orang tua dengan menanggung biaya pernikahan nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun