Pertumbuhan kualitas pendidikan Indonesia tetap melambat, sungguh membuat geleng-geleng kepala kekurangan di dunia pendidikan ini.
Diharuskan menguasai semua mata pelajaran
Faktor pertama yang mempengaruhi melambannya kualitas pendidikan di Indonesia adalah menekan pelajar untuk menguasai semua mata pelajaran yang ada, kenapa tidak memfokuskan kepada satu mata pelajaran yang dikuasai oleh pelajar? Penerapan memfokuskan kepada satu mata pelajaran cukuplah sulit, karena setiap individu dengan individu yang lain berbeda mata pelajaran yang dikuasainya.
Namun, jika sistem ini diberlakukan akan mencetak lulusan yang benar-benar berkualitas dalam bidangnya.
Banyak teori minim praktik
Pendidikan seharusnya menyeimbangkan antara teori dan praktik. Tidak ada sekat SMK dengan SMA atau MA, semuanya membutuhkan teori lalu praktik. Jika hanya menekankan teori, maka akan membingungkan pelajar setelah lulus dari dunia pendidikan.
Jangan sampai pelajar pintar dalam berteori, tapi tidak dengan praktik. Bangsa ini membutuhkan sesuatu yang terlihat nyata, bukan hanya fatamorgana.
Dididik untuk mencari kerja
Bekerja memang menjadi kodrat manusia. Tidak ada salahnya untuk mempersiapkan untuk bekerja setelah lulus pendidikan, tapi ingat, pendidikan tidak boleh merujuk pelajar untuk mencari pekerjaan, namun harus memberi pelajaran bagaimana untuk membuat pekerjaan.
Membuat pekerjaan jauh lebih menguntungkan, prinsip "nantinya kerja apa ya setelah lulus?" harus dihapuskan. Itu adalah kesalahan yang akan membuat kebingungan di masa depan.
Biaya pendidikan yang mahal
Semuanya berhak untuk menjadi orang yang terdidik, tapi tidak semua orang mempunyai ekonomi yang cukup untuk membayar biaya pendidikan.
Meskipun ada bantuan berupa BOS dan sebagainya, tapi tetap saja biaya pokoknya mahal. Terbukti masih banyak anak-anak dari keluarga yang kurang mampu tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
Mudah-mudahan saja sekolah atau pendidikan tidak menjadi ladang bisnis.
Kualitas guru yang harus dibenahi
Guru sebagai peran paling penting dalam dunia pendidikan, kualitas dan kuantitas guru menjadi kunci masa depan para pelajar.
Memang Indonesia memiliki banyak guru, tapi sangat sedikit yang memiliki jiwa guru. Seorang guru yang baik harus mendidik anak yang tadinya tidak pintar menjadi pintar, bukan hanya membuat yang pintar menjadi lebih pintar.
Itu tadi adalah faktor-faktor yang membuat melambatnya pertumbuhan pendidikan di Indonesia menurut penulis. (Koko Egar)