Hasil kerja, karya atau buahnya masam, kurang berkualitas, tidak meninggalkan kesan. Proses jual beli pelayanan jasa tidak menggunakan hati. Terasa hambar, semu dan terkesan transaksional.
Contoh lain dari orang tua, kurang peduli akan keselamatan orang lain saat di jalan, karena ingin cepat sampai tujuan. Menggunakan handphone saat berkendara. Melawan arah arus lalulintas, marah atau saat ditegur oleh pengguna jalan lain.Â
Masa bodoh, kurang menghargai, tidak perhatian akan kepentingan orang lain. Sehingga perbuatan atau tindakan dapat mencelakai, membahayakan dan merugikan orang lain.Â
Sinergi orang tua, guru dan murid terkait pendidikan karakter adalah tindakan dari guru dan orang tua sehingga ajaran itu mudah ditiru oleh murid.
Pengalaman jadi Komite Sekolah beberapa waktu lalu, menyadarkan bahwa masih ada guru yang kurang integritas terhadap profesinya.Â
Tidak sedikit orang tua acuh akan keberlangsungan pendidikan karena berbagai alasan. Salah satunya masalah ekonomi, walau di sekolah negeri menerapkan pendidikan gratis untuk tingkat SD sampai SMP.Â
Tujuh kebiasaan baik anak Indonesia hebat. Â Seperti bangun pagi, Â beribadah, olah raga, makan sehat, Rajib belajar, bermasyarakat dan tidur cukup. Cara menjadikan murid menemukan identitas diri menuju perbaikan karakter.Â
Asyik, nguping pembicaraan orang tentang pendidikan di angkringan di temani teh atau kopi, mendoan, pisang goreng, sate usus, sate pentol atau sate telur burung puyuh dan sosis. Tidak kalah menariknya nguping pembicaraan orang saat di cafe atau street food.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI