Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tanya "5-O" Sebelum Beli dan Konsumsi Obat

22 November 2019   22:19 Diperbarui: 24 November 2019   11:36 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi obat (sumber: Riana Dewi)
Ilustrasi obat (sumber: Riana Dewi)
Saat di apotik, saya bertanya kepada apoteker yang bertugas. Dari jenis obat sampai fungsinya. Dari penjelasan apoteker tersebut saya jadi mengerti jenis dan fungsi obat yang diresepkan dokter. Sehingga saya memutuskan untuk tidak membeli vitamin yang diresepkan.

Saya juga memutuskan membeli obat pereda rasa sakit hanya setengah atau separuh dari yang diresepkan dokter. Tentunya keputusan itu saya ambil setelah mengetahui penyakit anak saya lewat diagnosa dokter. 

Ditambah informasi yang lengkap dari apoteker terkait jenis dan peruntukan obat yang diberikan ke anak saya. Termasuk manfaat serta fungsi atau kegunaannya. Kapan dan bagaimana meneruskan atau menghentikan mengonsumsi obat jika ada keluhan atau tidak.

Sambil menjelaskan cara pemakaian atau konsumsi obat secara rinci, apakah diminum sebelum atau setelah makan. Apoteker tersebut juga menjelaskan terkait obat pereda rasa sakit. Jika obatnya masih dan tenggorokan sudah tidak sakit. Boleh menghentikan. 

Tapi jika obat habis dan sakit di tenggorokan masih terasa. Saya diminta untuk membeli setengahnya dari obat pereda rasa sakit yang diresepkan dokter. Sambil apoteker tersebut menyerahkan salinan resep ke saya. Tentu disertai senyum dan ucapan, "Semoga lekas sembuh, putranya."

Ilustrasi (sumber:bizjounals.com)
Ilustrasi (sumber:bizjounals.com)
Pengalaman ramah disertai penjelasan yang lengkap terkait bagaimana dan kapan harus meminum obat, saya alami juga saat saya mengambil obat di bagian farmasi sebuah Puskesmas di Sleman Yogyakarta. 

Dokter yang memeriksa saya waktu itu juga sangat menghargai hak pasien serta nampak tidak terburu dalam menjelaskan penyakit saya atau menjawab setiap pertanyaan saya terkait sakit yang saya derita.

Jika dokter dan apoteker di Puskesmas, rumah sakit, klinik atau pusat kesehatan lainnya memiliki satu misi menjalankan profesi sebagaimana tertuang dalam UU no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Maka dapat meminimalkan pihak-pihak yang berusaha mencari mudah dan untung sendiri lewat penderitaan pasien atau orang sakit. Dengan membebani biaya berlebih lewat obat-obat yang sebenarnya tidak diperlukan.

Tidak sedikit masyarakat yang hilang kepercayaan kepada sejumlah dokter atau oknum dokter karena perilaku sebagian dokter sendiri yang kurang terpuji. Sebab tergiur oleh bujuk rayu detailman atau medical representativ.

(sumber:kaskus.com)
(sumber:kaskus.com)
Ketika orang sakit berusaha menyembuhkan dirinya sendiri dengan membeli obat tanpa resep. Saat mereka berusaha memperoleh kesembuhan dengan cara yang mudah dan murah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun