Mohon tunggu...
Ko In
Ko In Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berikan senyum pada dunia

Mendengar dan bersama cari solusi.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Telah Terjadi "Tembak-tembakan" di Mall Yogya

4 Mei 2019   12:45 Diperbarui: 5 Mei 2019   07:47 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yakin mau nembak hati si dia ? Cari dulu dimana dia diantara luasnya tempat parkir dan beberapa pelindung dari teriplek, tumpukan karung dan ban bekas serta pilar-pilar bangunan. Jangan sampai dia malah yang nembak duluan dirimu dengan tanda merah di kulit dan sedikit panas. Efek terkena peluru atau ball bearing yang ukurannya kecil dengan diameter sekitar 6 mm.

Di tangan mas Antok, tempat parkir berubah menjadi tempat rekreasi dan olahraga, bagi pengunjung atau orang-orang yang bekerja di Lippo Plaza Jogja. Tidak perlu menunggu lama supaya keringat mengalir.

Gabungan keinginan mengalahkan lawan, menembak dan khawatir tertembak duluan. Memompa adrenalin sebab jika tertembak harus angkat tangan dan mengangkat  unit permainan di atas kepala sambil berjalan menyusuri pinggir arena permainan. Permainan ini menumbuhkan ketegangan, berusaha lebih lama "hidup" dan terus bergerak di arena yang membuat cepat berkeringat.

Replika senjata (Foto:Ko In)
Replika senjata (Foto:Ko In)

Lari, tembak, cari perlindungan, amati gerak lawan, tembak, lari lagi. Dekati lawan dalam jarak tembak, supaya tepat sasaran tembakannya. Suara tet, tet, tet ada dimana-mana. Sesekali diiringi suara tek, tek, tek bunyi benturan peluru lawan yang berbentuk bulatan dengan papan triplek. Pelurunya berwarna putih seperti pilus, demikian ucapan spontan teman-teman Kompasianers Jogja melihat peluru atau ball bearing. Terbuat dari plastik lunak.

Maklum sebagian Kjog ini kerap mendapat undangan untuk mereview makanan maka dibenaknya selalu berputar-putar aneka jenis makanan.
Walau pelurunya terbuat dari plastik lunak jika kena anggota tubuh yang tidak terlindungi terasa sakit dan memunculkan warna merah. Tapi jangan khawatir, tidak lama kemudian akan hilang. Sakit mana antara tertembak dan gigitan semut? Sumpah, lebih sakit digigit semut.  

Bukan pilus (foto: Ko In)
Bukan pilus (foto: Ko In)

Lalu bagaimana rasanya jika hati yang ditembak? Ah, sebagian besar pasti sudah pernah mengalami. Ada yang bingung, merasa mati kutu, tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Seperti yang saya alami. Setelah berlari, tembak, tet, tet, tet...... Sembunyi diantara papan atau pilar gedung sebagai perlindungan.  Berusaha membidik atau nembak lawan di depan. Tet, tet, tet .......Tiba-tiba terdengar teriakan keras dari belakang "Freeze....!!!". Bukan I love you.

Itu tanda saya, mati tanpa tertembak. Begitu kira-kira artinya dan saya harus keluar arena dengan angkat tangan. Sambil mengangkat unit perang-perangan di atas kepala. Keluar sebelum permainan selesai. Kalah sebelum finish. Rasanya seperti mengungkapkan rasa cinta tapi kemudian ditolak. Baru terasa keringat sudah mengalir dimana-mana. Padahal permainan belum sampai 10 menit.

Tempat perlindungan membidik (foto; Ko In)
Tempat perlindungan membidik (foto; Ko In)

Permainan dor-doran, tembak-tembakan, tet-tetan mesti diperpanjang satu ronde lagi karena dengan freeze tadi tim saya kalah. Hasilnya seri, setelah sebelumnya tim saya menang. Di ronde berikutnya, tim saya menang hingga akhirnya sampai final.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun