Aroma masakan menari-nari di ruangan Nagoya Japanese Fusion Resto, diam-diam menggoda perut hingga mengeluarkan bunyi, "Kruuk...kruuk". Tanda lapar. Beruntung suara itu tidak terdengar karena tersamarkan oleh suara, "Sreeeenggg......," dan canda teman-teman Kompasiana Jogja atau Kjog.
Apa jadinya jika suara tersebut terdengar oleh David Cahyanto. Pemilik Nagoya Japenese Fusion Resto yang mengundang blogger Kompasiana Jogja untuk mencicipi makanan di restonya. Bisa jadi chef ekstra keras untuk buru-buru menyiapkan aneka hidangan dalam jumlah cukup banyak. Karena kami datang sekitar sepuluh orang.
"Sabarrr.......," kata hati mengingatkan. Masih ada udon dan ramen lainnya yang bisa dipilih. Yang aromanya membuat diri ini, harus berkali-kali menelan ludah. Semua ramen menggoda apalagi disajikan dalam mangkok putih dengan ukuran yang cukup besar. Ada Curry Ramen, Nikudango Ramen, Ebi Ramen, Gyokai Ramen.
Kemudian hadir  Hot Tuna Sushi, Katsu Donburi, Chicken Teriyaki dan masih banyak lagi. Kami tidak hafal satu persatu namanya sehingga harus minta tolong kepada waitersuntuk menulis nama masakan dengan kertas dan diletakkan dekat mangkok atau piring makanan.
"Enak," kata hati saya untuk kesekian kalinya.Â
Giliran Ebi Ramen yang menjadi sasaran. Rasa ebinya berasa sekali membuat lidah ini tidak ingin berhenti mencicipi kuahnya sambil mengunyah mie ramennya. Rasa pedas, semakin mengundang selera dan tidak mampu menghentikan tangan untuk menyeduh kuah ramen yang menghantarkannya ke mulut.Â
Setelah mencicip Hot Yaki Ramen, giliran Teriyaki Udon yang tadi sempat lewat di depan saya dengan jamur karang warna putih yang menggoda. Karena asyik dengan ramen , rupa-rupanya jamur karang sudah dibabat habis oleh teman-teman.
"Ini sih bukan mencoba tetapi menyantap, bro......"