Mohon tunggu...
Kognisi.id
Kognisi.id Mohon Tunggu... Administrasi - Learning Platform by Growth Center part of Kompas Gramedia

Providing a convenient, insightful, and collaborative learning experience

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Membangun Pola Pikir Cerdas untuk Masa Depan Terbaikmu

27 Maret 2023   15:02 Diperbarui: 27 Maret 2023   15:09 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Afifah Naddif - Growth Center Kognisi.id

Apa kunci utama untuk meraih masa depan yang sukses? Apakah bekerja mati-matian demi uang, atau bekerja dengan gairah dan semangat untuk meningkatkan potensi diri?

Pada tahun 2018, sebuah firma konsultasi Sumber Daya Manusia (SDM) bernama Mercer Indonesia melakukan survei yang mengungkap alasan resign para pekerja Indonesia. Hasil survei menunjukkan bahwa sebanyak 51% pekerja mengundurkan diri karena merasa bahwa gaji yang mereka terima dari perusahaan tidak kompetitif. Hal ini menunjukkan bahwa prinsip uang adalah segalanya masih menjadi mindset yang dimiliki oleh kebanyakan orang.

Dalam beberapa situasi, pola pikir tersebut mungkin wajar untuk diterapkan. Namun, mindset tersebut juga mengarah pada budaya kerja yang toxic, contohnya seperti hustle culture. Hasil survei yang diadakan oleh The Finery Report tentang hustle culture menunjukkan bahwa 83,8% pekerja menganggap bahwa bekerja lembur adalah hal yang normal. Bahkan, sebanyak 60,8% responden juga merasa bersalah jika tidak menambah jam kerja.

Dua survei tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pekerja Indonesia, terutama anak muda yang sedang membangun karier, hanya bekerja untuk mencari uang dan mengikuti arus. Padahal, setiap orang memiliki keunikan tersendiri yang dapat mengantarkan mereka ke tujuan hidup masing-masing. Lantas, bagaimana cara membangun masa depan terbaik versi diri sendiri? Simak beberapa pembahasan berikut.

Membuat dampak untuk meningkatkan nilai dan potensi diri

Di manapun tempatnya diletakkan, uang seratus ribu rupiah akan tetap bernilai sama. Hal ini dapat menjadi analogi yang menunjukkan bahwa gaji kita ditentukan dari value yang kita punya. Apabila dalam bekerja kita fokus untuk meningkatkan value dan mengembangkan diri, lama-kelamaan orang lain akan melihat potensi yang kita punya. Hal ini tentu saja dapat menarik perhatian perusahaan-perusahaan lain, yang bukan tidak mungkin akan menawarkan gaji lebih besar.

Lalu, bagaimana cara meningkatkan value atau nilai diri sendiri? Tentu saja jawabannya adalah dengan membuat impact yang berarti. Apa itu impact? Impact atau dampak adalah hasil dari perbuatan kita yang tidak hanya mencapai suatu target yang sudah ditentukan sebelumnya, tetapi juga membawa perubahan terhadap suatu situasi, memberikan manfaat untuk orang lain, dan menyelesaikan masalah yang ada.

Terdapat tiga elemen penting yang harus diperhatikan untuk membuat dampak, yaitu hal-hal yang kamu kuasai, hal-hal yang kamu sukai, dan hal-hal yang dibutuhkan dunia. Artinya, untuk membuat impact, kita harus melakukan sesuatu yang kita suka dan yang menjadi passion kita. Sebaiknya, kita juga harus andal dalam hal tersebut. Lalu tentu saja, kita harus melakukan sesuatu yang dibutuhkan oleh dunia. Passion dan kegigihan juga merupakan hal yang penting, sebab jika kita melakukan sesuatu tanpa memiliki passion terhadap apa yang kita kerjakan, kita akan mudah burn out dan menyerah, sehingga tidak dapat mengembangkan diri.

Kecepatan belajar adalah keunggulan kompetitif

Kemauan dan kecepatan belajar adalah salah satu hal yang dapat membuat seseorang lebih unggul dari orang lain. Belajar pun bisa dilakukan dari sumber mana saja, tidak harus hanya melalui pendidikan formal. Semua orang dapat belajar melalui YouTube, podcast, artikel dan jurnal di internet, atau belajar melalui orang-orang terdekat. Namun, pengetahuan masa lalu belum tentu masih relevan dan bisa diaplikasikan pada tantangan masa kini, sehingga diperlukan knowledge, insights, dan ilmu baru yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan masa kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun