Mohon tunggu...
KKN Kincang Wetan Crew
KKN Kincang Wetan Crew Mohon Tunggu... Mahasiswa - Headlines

Kunjungi instagram kami : @kknumpulkammadiun2021 @kknumkincangwetan2021 @kknkincangwetan2021

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pemberian Papan Nama Lokasi di Makam Ki Ageng Rendeng Desa Kincang Wetan, Madiun oleh Mahasiswa KKN UM 2021

24 Juli 2021   09:25 Diperbarui: 24 Juli 2021   22:56 1493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemasangan papan nama (Media Creative/KKN UM)

Madiun-Salah satu situs pemakaman di Desa Kincang Wetan adalah makam Ki Ageng Rendeng. Beliau adalah tokoh yang sangat penting dalam perkembangan dan peradaban Desa Kincang Wetan. Makam beliau dijadikan tempat yang sakral dan dinilai memiliki karomah untuk di ziarahi. Sebagian orang berkunjung ke makamnya untuk memanjatkan doa-doa, membersihkan makam atau meminta berkah karena kewaskitaannya.

Sejarah nama besar Mbah Rendeng dimulai dari pernikahan putra dan putri kerajaan Padjajaran dan kerajaan Majapahit. Pada masa itu Dewi Ambarsari dari Padjajaran dipinang oleh putra keturunan Majapahit yang bernama Prabu Pamengkas, sehingga terjadi pernikahan di antara keduanya. Dari pernikahan tersebut lahirlah seorang putra bernama Raden Margono (ayah Ki Ageng Rendeng). Raden Margono diusir dari kerajaan ayahnya dikarenakan tidak mau menganut agama yang diwariskan turun temurun sehingga memutuskan untuk pergi ke arah barat ke wilayah Magetan-Madiun, daerah itu dulu bernama Desa Kincang. Raden Margono menikah dengan salah satu putri dari Sunan Ampel dan dikaruniai 2 orang putra  yang salah satunya adalah Ki Ageng Rendeng.

Ki Ageng Rendeng merupakan tokoh yang dipercaya untuk mendatangkan hujan bagi pertanian warga Desa Kincang yang sempat mengalami paceklik. Karena memiliki aura kasunanan dari leluhurnya sehingga hal ini dimanfaatkan Ki Ageng Rendeng untuk rajin berdoa setiap saat kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya hujan turun saat memasuki musim hujan supaya saat bercocok tanam tanaman tidak mati dan hasil panen melimpah. "Rendeng" sendiri adalah sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti musim hujan dengan curah hujan yang tinggi. Maka kata itu tepat disematkan sebagai nama yang familiar untuk Mbah Rendeng.

Namun sayangnya keberadaan makam Mbah Rendeng tidak banyak diketahui oleh masyarakat setempat sehingga mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang 2021 berinisiatif untuk memberi fasilitas sebuah papan nama lokasi yang memberikan informasi akan keberadaan makam Ki Ageng Rendeng. Ada 6 lokasi yang diberikan papan lokasi oleh mahasiswa KKN UM 2021, beberapa di antaranya adalah makam Perangan, makam Mundu, dan lain-lain. Mungkin ini adalah langkah sederhana untuk melestarikan suatu tempat bersejarah agar tempat-tempat ini terangkat sebagai sarana edukasi masyarakat yang dapat diambil nilai-nilai atau pelajaran untuk kehidupan yang lebih baik.

Penulis : Bayu Cahyadi Rusadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun