Berastagi, 14 Agustus 2025 – Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) menghadirkan program unggulannya, Moderasi Beragama, langsung di tengah masyarakat. Program ini diwujudkan melalui kegiatan bertema “Tata Cara Sholat dalam Empat Mazhab” bersama jamaah Perwiridan Al-Mukhlissin di Dusun IV Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo.
Kegiatan ini sepenuhnya dipandu oleh mahasiswa UINSU. Muhammad Safitrah bertugas sebagai moderator, Adrian Nur Farhan menjadi pemateri utama, dan Reza Pahlevi memimpin doa penutup. Suasana akrab terasa sejak awal, karena acara dilaksanakan di rumah salah satu warga. Lokasi sederhana namun hangat itu membuat masyarakat merasa dekat dengan para mahasiswa dan tidak canggung untuk terlibat aktif.
Dalam penyampaian materinya, Adrian Nur Farhan menjelaskan perbedaan tata cara sholat menurut empat mazhab besar Islam, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali. Ia menekankan bahwa setiap mazhab memiliki dasar dari Al-Qur’an dan Hadits, sehingga tidak seharusnya perbedaan itu menimbulkan pertentangan. “Perbedaan dalam fiqih adalah rahmat, bukan sumber perpecahan. Selama berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits, semua mazhab adalah benar,” ujarnya yang disambut anggukan antusias dari peserta.
Jamaah yang hadir, sebagian besar bapak-bapak dari kelompok Perwiridan Al-Mukhlissin, terlihat sangat tertarik dengan materi yang disampaikan. Mereka aktif bertanya, terutama mengenai praktik sholat sehari-hari yang kadang berbeda antarjamaah. Diskusi berlangsung hangat, penuh rasa saling menghargai, dan mencerminkan semangat moderasi beragama yang ingin ditanamkan melalui program unggulan kampus ini.
Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin mahasiswa Reza Pahlevi. Setelah itu, peserta dan panitia berfoto bersama sebagai kenang-kenangan. Kegiatan ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan rasa kebersamaan dan mempererat silaturahmi antarwarga.
Dari hasil evaluasi, kegiatan Moderasi Beragama di Dusun IV Sempajaya dinilai berhasil mencapai tujuannya. Warga mengaku lebih memahami bahwa perbedaan dalam tata cara sholat adalah bagian dari kekayaan khazanah Islam, bukan sesuatu yang harus diperdebatkan. Panitia mencatat antusiasme masyarakat cukup tinggi, meskipun masih ada masukan agar kegiatan serupa bisa dilaksanakan lebih lama dan disertai praktik langsung gerakan sholat sesuai masing-masing mazhab.
Program unggulan Moderasi Beragama UINSU ini diharapkan dapat terus berlanjut di berbagai desa dengan tema-tema berbeda yang relevan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Kehadiran mahasiswa tidak hanya membawa ilmu, tetapi juga semangat persaudaraan, keterbukaan, dan sikap saling menghargai dalam perbedaan. Dengan cara inilah, nilai-nilai moderasi beragama bisa benar-benar membumi, menjaga kerukunan, dan memperkokoh ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI