BYE ANEMIA "Sambut Generasi Emas" : Penyuluhan Tentang Anemia pada Remaja Putri Desa Meteseh Bersama Mahasiswa KKNT 09 Universitas Alma Ata

Pemaparan Materi Oleh Mahasiswa KKNT09 UAA

Selain pendekatan edukatif dan praktis, penting juga untuk membangun kesadaran bahwa anemia bukan hanya urusan individu, tetapi juga merupakan isu kesehatan masyarakat. Ketika banyak remaja mengalami anemia, dampaknya bisa merambat ke sektor lain, seperti pendidikan dan produktivitas. Remaja yang sering absen karena sakit, kurang fokus di sekolah, atau prestasinya menurun akibat kelelahan fisik, akan memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibanding rekan-rekannya yang sehat. Dalam jangka panjang, hal ini bisa memengaruhi kesiapan mereka dalam memasuki dunia kerja dan kehidupan berkeluarga. Oleh karena itu, penanggulangan anemia perlu menjadi prioritas bersama, tidak hanya oleh sektor kesehatan, tetapi juga oleh dunia pendidikan, pemerintahan desa, dan organisasi masyarakat.

Peran teknologi juga bisa dimanfaatkan untuk mendukung penyebaran informasi mengenai anemia. Misalnya, melalui grup WhatsApp sekolah atau komunitas remaja desa, informasi mengenai menu sehat, pentingnya tablet tambah darah, atau tips sederhana untuk mencegah anemia bisa dibagikan secara rutin. Pendekatan digital ini dapat melengkapi metode penyuluhan tatap muka yang sudah dilakukan, sekaligus menjangkau remaja yang mungkin belum sempat hadir dalam kegiatan sebelumnya.

Melalui sinergi antara edukasi, praktik langsung, media komunikasi, dan dukungan lingkungan, upaya pencegahan anemia pada remaja putri akan lebih efektif. Kegiatan penyuluhan seperti yang dilakukan di Desa Meteseh merupakan contoh nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari tingkat komunitas. Dengan menanamkan kesadaran sejak dini, membangun kebiasaan baik, dan menciptakan lingkungan yang mendukung, kita bisa bersama-sama menciptakan generasi muda yang tidak hanya bebas dari anemia, tetapi juga lebih siap menghadapi tantangan masa depan secara fisik, mental, dan intelektual