Mohon tunggu...
KKN DesaPabuaran
KKN DesaPabuaran Mohon Tunggu... Mahasiswa KKN

Mahasiswa KKN di Desa Pabuaran Salem Jawa Tengah tahun 2025 Universitas Muhammadiyah Kuningan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dari Bambu Menjadi Ayakan: Upaya Pelestarian Kerajinan Tangan Ganggarok

8 September 2025   04:19 Diperbarui: 8 September 2025   04:19 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret kebersamaan pelaku UMKM anyaman bambu dengan mahasiswa KKN

Pada hari Minggu, 31 Agustus 2025, mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Kuningan mengunjungi salah satu rumah pengrajin yang memproduksi kerajinan tangan berupa anyaman. Kegiatan ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk mempelajari secara langsung proses pembuatan kerajinan tradisional sekaligus menggali nilai budaya dan ekonomi dari produk lokal.

Kerajinan tangan anyaman di Ganggarok merupakan salah satu warisan budaya yang telah turun-temurun sejak generasi sekolah dasar. Keterampilan ini tidak hanya diturunkan melalui keluarga, tetapi juga menjadi bagian dari pendidikan informal di masyarakat setempat. Saat ini, hampir seluruh warga Ganggarok telah menguasai teknik anyaman tradisional ini, menjadikannya ciri khas desa yang patut dilestarikan.

Salah satu produk anyaman yang paling populer adalah ayakan. Alat ini memiliki fungsi penting dalam kehidupan sehari - hari. Proses pembuatan ayakan membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan keterampilan tangan karena bahan utamanya berupa bambu tipis yang dipotong menjadi bilah-bilah kecil. Setiap bilah bambu dipilih dengan cermat agar anyaman menjadi kuat, tahan lama, namun tetap ringan dan mudah digunakan.

Distribusi ayakan di Ganggarok umumnya melalui pengepul, yang mengumpulkan produk dari pengrajin sebelum dijual ke pasar lokal maupun luar daerah. Dari segi produksi, seorang pengrajin dapat menghasilkan satu kodi per hari, yang setara dengan 20 buah ayakan. Hal ini menunjukkan bahwa kerajinan tangan ini tidak hanya memiliki nilai budaya yang tinggi, tetapi juga potensi ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat.

Kerajinan anyaman ayakan Ganggarok menjadi bukti nyata bahwa budaya lokal dapat tetap lestari sambil memberikan manfaat ekonomi. Pelestarian keterampilan ini sangat penting agar generasi muda dapat terus mengenal, menghargai, dan meneruskan tradisi yang kaya akan nilai seni dan fungsionalitas. Dengan dukungan pendidikan, promosi, dan inovasi, kerajinan anyaman Ganggarok berpeluang menjadi produk unggulan desa sekaligus simbol kebanggaan budaya lokal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun