Mohon tunggu...
KKN MIT 72 UIN Walisongo
KKN MIT 72 UIN Walisongo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Telah Mengabdi Sepenuh Hati

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Pengabdian Masyarakat Melalui Optimalisasi Ekonomi, Kesehatan, Sosial, Pendidikan dan Keagamaan

30 Agustus 2022   09:05 Diperbarui: 30 Agustus 2022   09:10 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kegiatan membangun masyarakat terkait erat dengan memberdayakan masyarakat. Memberdaya- kan masyarakat bertujuan memerangi kemiskinan, kesenjangan, dan mendorong masyarakat menjadi lebih aktif serta penuh inisiatif. Pemberdayaan masyarakat sendiri merupakan upaya untuk memandirikan masyarakat melalui perwujudan potensi kemampuan yang mereka miliki. Salah satu pengembangan potensi manusia dapat diwujudkan melalui kegiatan pendidikan berbasis kemasyarakatan. Kegiatan ini menekankan pentingnya memahami
kebutuhan masyarakat dan cara pemecahan permasalahan oleh masyarakat dengan memperhati-
kan potensi yang ada di lingkungannya.

Berdasarkan pemaparan di atas maka perlu dikembangkan sebuah strategi pemberdayaan
masyarakat yang nantinya akan membantu mereka lebih berdaya. Hal ini dikarenakan selama ini belum ditemukan hasil atau perubahan nyata sebagai dampak apakah program ini cukup efektif untuk memberdayakan masyarakat. Keberhasilan program tentu tidak terlepas dari strategi yang diterapkan dalam proses pelaksanaan program. Untuk mengetahui hal ini, diperlukan pengkajian untuk menggambarkan proses tersebut. Dari penggambaran proses pelaksanaan program dapat diketahui apakah

Strategi adalah cara untuk mengerahkan tenaga, dana, daya, dan peralatan yang dimiliki guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Arti pemberdayaan masyarakat itu sendiri adalah suatu proses yang mengembangkan dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk terus terlibat dalam proses pembangunan yang berlangsung secara dinamis sehingga masyarakat dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat mengambil keputusan secara bebas (independent) dan mandiri.[1]

 

Terdapat beberapa faktor internal yang menghambat pemberdayaan antara lain, kurang bisa untuk saling mempercayai, kurang daya inovasi atau kreativitas, mudah pasrah atau menyerah atau putus asa, aspirasi dan cita-cita rendah, tidak mampu menunda menikmati hasil kerja, wawasan waktu yang sempit, familisme, sangat tergantung pada bantuan pemerintah, sangat terikat pada tempat kediamannya dan tidak mampu atau tidak bersedia menempatkan diri sebagai orang lain.[2] Bagaimana memberdayakan masyarakat merupakan suatu masalah tersendiri yang berkaitan dengan hakikat dari power atau daya (mengandung pengertian "kemampuan", "kekuatan" ataupun "kekuasaan") serta hubungan antarindividu atau lapisan sosial yang lain.

 

Pada dasarnya setiap individu dilahirkan dengan daya. Hanya saja kadar daya itu berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait (interlinking factors), seperti pengetahuan, kemampuan, status, harta, kedudukan, dan jenis kelamin. Faktor-faktor yang saling terkait tersebut pada akhirnya membuat hubungan antarindividu, dengan dikotomi subjek (penguasa) dan objek yang dikuasai meliputi kaya-miskin, laki-laki- perempuan, guru-murid, pemerintah-warganya, serta antaragen pembangunan dan si miskin. Bentuk relasi sosial yang dicirikan dengan dikotomi subjek dan objek tersebut merupakan relasi yang ingin "diperbaiki" melalui proses pemberdayaan.

 

Pemberdayaan merupakan proses pematahan atau breakdown dari hubungan atau relasi antara subjek dengan objek. Proses ini mementingkan adanya "pengakuan" subjek akan "kemampuan" atau "daya" (power) yang dimiliki objek. Secara garis besar, proses ini melihat pentingnya mengalir daya (flow of power) dari subjek ke objek dengan memberi kesempatan untuk meningkatkan hidupnya dengan memakai sumber yang ada. Pada akhirnya, "pengakuan" oleh subjek terhadap kemampuan individu miskin untuk dapat mewujudkan harapannya merupakan bukti bahwa individu tersebut mempunyai daya. Mengalirnya daya ini dapat berwujud suatu upaya dari objek untuk meningkatkan hidupnya dengan memakai d[3]aya yang ada padanya serta dibantu juga dengan daya yang dimiliki subjek.

 

Kemudian pada dasarnya, sebelum masa atau periode KKN dimulai, seluruh rangkaian atau aktivitas kemasyarakatan meredup atau berada dalam stagnansi karena diterpa pandemi, maka strategi utama yang dilakukan oleh kelompok 72 adalah menghidupkan kembali secara bertahap aktivitas serta kegiatan masyarakat dengan membuat penyegaran-penyegaran, atau singkatnya, tim KKN 72 berupaya kembali menghidupakan obor masyarakat setelah dua tahun meredup karena diterpa pandemi, adapun upaya-upaya atau strategi pemulihan tersebut dilakukan terhadap aspek-aspek diatas, diantaranya :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun