Hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi salah satu permasalahan medis yang sulit diatasi di Indonesia bahkan dunia. Hipertensi sendiri merupakan keadaan dimana tekanan darah tidak normal atau tekanan darah tinggi, dengan tekanan darah sistolik >140 dan tekanan darah diastolik >90. Penyakit ini sering disebut dengan The Silent Killer, maksud dari sebutan tersebut yaitu hipertensi bisa menjadi salah satu penyakit mematikan tanpa kita disadari. Hipertensi juga menjadi salah satu faktor risiko serangan dan gagal jantung karena tekanan darah mempengaruhi sistem organ kardiovaskuler. Tak heran, jika hipertensi menjadi salah satu penyakit yang sangat berbahaya apabila sering diabaikan atau disepelekan.
Desa Wonokerso, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang menjadi salah satu desa yang memiliki tingkat hipertensi cukup tinggi khususnya pada lansia. Data dari salah satu posyandu menunjukkan bahwa kurang lebih 60% dari peserta posyandu lansia memiliki tekanan darah tinggi sehingga ini menjadi salah satu masalah yang perlu diselesaikan. Tim KKN MBKM Membangun Desa Universitas Negeri Malang mengambil langkah dalam kontribusi melakukan pengabdian masyarakat melalui program kerja Penyuluhan dan Monitoring terkait Hipertensi dengan Pola Hidup Sehat pada Lansia. Penyuluhan dan monitoring ini diharapkan agar dapat merubah perilaku masyarakat Desa Wonokerso khususnya pada lansia, agar terbentuknya perilaku yang lebih sehat dengan pengetahuan yang sudah didapat melalui salah satu program MBKM Membangun Desa ini.
Pelaksanaan penyuluhan hipertensi bertepatan dengan adanya kegiatan posyandu balita dan lansia di Teratai 2, tepatnya di Dusun Segenggeng, Desa Wonokerso. Program ini dikoordinatori oleh salah satu mahasiswa dari jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Malang dengan bantuan anggota lainnya yang sedang melakukan kegiatan posyandu. Sebelum hari pelaksanaan berlangsung, sasaran yang akan mengikuti penyuluhan ini sudah diberikan undangan dengan pertimbangan data tekanan darah yang masuk dalam kategori tinggi pada bulan-bulan sebelumnya.Â
Lansia sasaran yang sudah selesai melakukan posyandu diarahkan ke dalam ruangan salah satu rumah yang digunakan kegiatan posyandu. Lansia yang sudah dikumpulkan kemudian diberikan pemaparan materi terkait hipertensi dengan alat bantu media visual cetak sebagai pendukung. Kegiatan berjalanan dengan lancar karena penyuluhan ini dilakukan dengan metode diskusi sehingga lansia tidak merasa bosan dan santai.Â
Para lansia begitu antusias sehingga di tengah-tengah pemaparan materi beberapa dari mereka ada yang memberikan pertanyaan sehingga kegiatan ini berjalan dengan menarik dan interaktif. Selain itu, anggota lainnya juga ikut membantu kegiatan posyandu yang berlangsung di antaranya menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengisi buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), dan pembagian PMT (Pemberian Makanan Tambahan).
Setelah melakukan program penyuluhan, kegiatan selanjutnya adalah monitoring dimana lansia sasaran yang menjadi target monitoring akan didatangi di masing-masing rumah setiap minggunya. Monitoring yang dilakukan di antaranya adalah cek tensi atau tekanan darah dan menanyakan bagaimana pola hidup setiap hari serta gejala-gejala yang dialami selama sepekan ke belakang. Sejauh ini yang menjadi permasalahan tekanan darah tinggi dan pola hidup yang kurang sehat bagi lansia adalah stress dan kurangnya waktu istirahat. Dalam kegiatan monitoring ini, mahasiswa sebagai konselor memberikan saran yang terbaik untuk para sasaran sehingga kedepannya menjadi lebih baik dan membawa perubahan ke arah yang positif.Â
Program Penyuluhan dan Monitoring Terkait Hipertensi dengan Pola Hidup Sehat pada Lansia ini merupakan salah satu implementasi dari Sustainable Development Goals (SDGs) poin 3 yakni "Good Health and Well Being" atau "Kehidupan Sehat dan Sejahtera" yang memiliki tujuan menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Dalam program tersebut, penyuluhan dan monitoring yang dilakukan menjadi salah satu kegiatan yang masih berhubungan dengan tujuan SDGs pada poin 3 sehingga dengan adanya program tersebut masyarakat Desa Wonokerso khususnya lansia mendapatkan pengetahuan baru yang dapat menjadi kunci perubahan perilaku yang menjamin pada kehidupan yang sehat.
