Mohon tunggu...
KKNK 47 Desa Tempurejo
KKNK 47 Desa Tempurejo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kolaboratif: Menggali Potensi Desa Tempurejo Melalui UMKM Pembuatan Tahu dan Tempe

2 Agustus 2022   20:45 Diperbarui: 2 Agustus 2022   20:51 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kunjungan Industri Rumah Tangga Tahu dan Tempe, Sumber: Foto Pribadi.

JEMBER- Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk pengabdian mahasiswa yang diterjunkan langsung ke lingkup masyarakat. KKN periode II TA 2021/2022 tentu berbeda dari KKN sebelumnya, KKN kolaboratif bertempat di wilayah Jember yang diikuti sebanyak 248 kelompok dengan mahasiswa perkelompok sebanyak 9 sampai 10 orang. Salah satu KKN kolaboratif diikuti oleh kelompok 47 yang ditempatkan di Desa Tempurejo. Desa Tempurejo terdiri dari 4 Dusun yakni Dusun Krajan, Dusun Karanganyar, Dusun Kauman, Dusun Wonojati.

Selasa (02/08/2022) KKN Kolaboratif kelompok 47 melakukan kunjungan UMKM Pembuatan Tahu dan Tempe milik Bapak Eko di Dusun Krajan, Desa Tempurejo. Tujuan kunjungan dari UMKM ini adalah untuk mengembangkan pangsa pemasaran pada Desa Tempurejo ini, khususnya pada industri rumah tangga pembuatan tahu dan tempe yang terletak di Dusun Krajan, Desa Tempurejo. Industri Rumah Tangga milik Bapak Eko dan istri sudah berjalan sejak tahun 1995 sehingga usaha rumah tangga Bapak Eko cukup terbilang senior di wilayahnya.

Kegiatan Produksi Tahu dan Tempe, Sumber: Foto Pribadi
Kegiatan Produksi Tahu dan Tempe, Sumber: Foto Pribadi

Proses pembuatan tahu dan tempe memerlukan bahan baku utama berupa kedelai. Kedelai yang digunakan oleh Bapak Eko merupakan kedelai impor. 

Kedelai ini termasuk kedelai dengan kualitas terbaik. Ciri kedelai dengan kualitas baik yaitu memiliki ukuran yang kecil dan ketika kering memiliki biji yang keras. 

Penggunaan bahan baku dengan kualitas baik akan menghasilkan produk dengan kualitas baik pula. Harga kedelai yang tidak stabil menjadi salah satu kendala dalam produksi tahu dan tempe, apalagi untuk usaha kecil rumah tangga. 

Mahasiswa disambut baik oleh pemilik usaha rumah tangga tersebut, “saya mengharapkan dengan kedatangan adik-adik, dapat mendongkrak kemajuan usaha kecil rumah tangga agar lebih baik lagi di desa kami” ucap Bapak Eko pemilik usaha rumah tangga tahu dan tempe.

Rekan-rekan KKN Kolaboratif Kelompok 47 saat berkunjung ke usaha rumah tangga tak hanya sekedar berkunjung, melainkan juga mengamati proses kegiatan produksi tempe dan tahu serta memberikan arahan terkait strategi dalam perluasan pemasaran produk. 

Salah satu dengan memberikan arahan untuk melakukan diversifikasi produk dan pemanfaatan teknologi informasi dalam penjualan produk. Strategi-strategi dalam pemasaran produk teramat penting untuk eksistensi produk agar tidak mudah tergeser oleh pesaing lainnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun