29 Agustus 2025
Indramayu – Di tengah maraknya kuliner modern, cita rasa tradisional tetap memiliki tempat istimewa di hati masyarakat. Salah satunya adalah kerupuk belok produksi Ibu Euis, pelaku usaha asal Indramayu yang telah menekuni usaha ini sejak 1995. Dengan cita rasa yang khas dan teknik tradisional, camilan renyah ini kini dikenal hingga ke luar negeri.
Sejarah dan Inspirasi
Ibu Euis, yang berasal dari Bandung dan pindah ke Indramayu pada tahun 1977, awalnya terinspirasi dari kerupuk khas tanah kelahirannya. Di Bandung, kerupuk tersebut biasanya dijual dalam bentuk mentah tanpa bumbu. Namun, setelah menetap di Indramayu, ia menghadirkan inovasi dengan menambahkan bumbu racikan khas sendiri. Perpaduan cita rasa itu kemudian melahirkan kerupuk belok: gurih, berbumbu, dan berbeda dari kerupuk pada umumnya.
Proses Produksi: Menjaga Tradisi
Proses pembuatan kerupuk belok memerlukan ketelatenan. Kerupuk mentah yang dibumbui dengan racikan khusus terdiri atas ketumbar, bawang merah, bawang putih, bawang daun, serta kacang tanah. Seluruh bahan diolah secara tradisional: digoreng hingga harum, lalu diblender menjadi bumbu halus.
Keunikan kerupuk belok terletak pada proses ngupyak/membumbui kerupuk mentah sebelum digoreng. Teknik ini membuat rasa bumbu meresap sempurna. Setelah itu, kerupuk digoreng menggunakan pasir laut bersih dengan tungku pawon. Metode tradisional ini bukan hanya menjaga keaslian rasa, tetapi juga memberi aroma khas yang membedakan kerupuk belok dari produk lain.
Tantangan dalam Pengolahan