Berkaca pada pemaparan di atas, dapat dipahami pinjaman merupakan hal wajar namun sangat wajib dibayar ketika mampu. Namun saat seseorang mampu membayar tetapi enggan, malah sibuk membeli barang mewah untuk sekedar pamer dan telihat mampu. Maka demikian, ia termasuk orang dzalim dan berstatus pencuri ketika bertemu dengan Allah. Sebagaimana sabda Nabi Shallahu' alaihi wa sallam, berikut:
"Penundaan (pembayaran pinjaman/hutang dari) seorang yang kaya adalah sebuah kedzaliman"... (HR. Bukhari)
Adapun hadits lain yang menyatakan orang yang berhutang dan berniat tidak mau melunasi, akan bertemu Allah dengan status sebagai pencuri. Sebagai berikut:
"Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak ingin melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri". (HR. Ibnu Majah)
Sungguh aneh tapi memang nyata masih banyak orang khianat seperti di atas. Â Padahal sudah jelas balasan bagi mereka sungguh pedih adanya.
Namun bagaimana jika pinjaman tak kunjung dilunasi sedangkan maut sudah menghampirinya? Allah berikan sanksi di hari akhirat terhadap mereka yang tidak membayarhutangnya di dunia.
Ketahuilah, sebagaimana sabda Rasulullah Shallahu' alaihi wa sallam:
"Jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya. Sampai hutang itu dilunaskannya". (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Demikian, secara pasti diketahui menumpuk hutang untuk hal yang kurang manfaat adalah perbuatan tabzir'. Jangan pernah bangga bergaya super mewah namun terlilit benang hutang yang super tebal pula. Lalu yang berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetap berdo'a dan usaha agar lekas terlunasi. Pinjaman/hutang yang tidak kunjung dibayar merupakan kerugian di dunia dan di akhirat, selain menjauhkan tali silaturrahim sesama saudara, namun dapat berimbas ke pertikaian yang berujung merenggut nyawa.
Oke, semoga bermanfaat dan tetap semangat!
Penulis: Nur Afifah