Mohon tunggu...
SFatimah
SFatimah Mohon Tunggu... Lainnya - Guidance and counseling islamic '17

Guidance and counseling islamic '17

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tips Bagi para Orangtua Menjaga Kondisi Emosional Anak Selama #dirumahaja di Era Pandemi Covid-19

2 Agustus 2020   13:57 Diperbarui: 2 Agustus 2020   13:56 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Semenjak terjadinya pandemi covid 19 banyak hal yang berubah dari kebiasaan masyarakat Indonesia, salah satunya Pemerintah telah menetapkan kebijakan pembatasan sosial semua pekerjaan dan kegiatan lainnya dilakukan dirumah termasuk di antaranya dengan mengubah sistem pembelajar dari berbasis kelas atau sekolah menjadi pembelajaran berbasis online dari rumah. Tidak sedikit orang tua yang mengeluh mengenai kebijakan termasuk para orang tua yang masih awam mengenai sistem pembelajaran online seperti ini termasuk juga untuk para anak-anak, banyak anak yang merasa tertekan ketika menjalani pembelajaran daring seperti ini contohnya pada saat mengerjakan tugas-tugas dari gurunya yang terlalu banyak.

Di masa pandemic Covid-19, ketika seluruh aktivitas anak dipindahkan ke rumah, maka keluarga, baik orangtua/walii harus memiliki kepekaan terhadap kondisi psikologis anak-anak. orang dewasa di lingkungan keluarga haruslah menempatkan diri sebagai kawan bagi anak-anak. Nah, Apakah situasi ini akan berdampak kepada perkembangan emosi dan mental mereka? Bukan hanya sehat secara fisik para orang tua juga harus memperhatikan bagaimana kondisi emosional dan mental si anak, Danny K. Tania dan Laurensia Lindi, Konselor Sekolah Sinarmas World Academy membagikan beberapa panduan bagi orangtua guna memastikan perkembangan si kecil tetap seimbang dan maksimal:

1. Memaparkan fakta yang tepat mengenai Covid-19

Mulailah dengan bertanya, dan mencari tahu seberapa jauh anak merasakan perubahan dalam kesehariannya baik secara fisik dan psikisnya. Mulai jelaskan tentang mengapa perubahan yang dilakukan itu penting dan apa yang mungkin terjadi apabila perubahan yang dirasakan tidak dilakukan, selalu gunakan gaya bahasa yang positif dan tidak menakut-nakuti. Dalam memberi pengertian, pastikan informasi yang diberikan berdasarkan fakta dari sumber terpercaya, dan gunakan kalimat sederhana yang gampang dicerna oleh si anak. Tanamkan kepada anak untuk aktif bertanya, dan mencari tahu bersama apabila ada situasi tidak dipahami.

Anak sangat tanggap dalam membaca emosi orangtua dan lingkungan sekitarnya. Sangat penting untuk si kecil mengerti perubahan terjadi tidak merubah orangtua mereka secara emosi dan perilaku. Orangtua harus tetap menjaga energi positif saat beraktivitas sehari-hari, karena energi tersebut yang akan ditangkap anak. Orangtua dapat menggunakan kesempatan untuk mengajarkan kepentingan dan tanggung jawab individu, Bagaimana peran masing-masing dari kita dapat secara langsung berdampak pada virus ini. Dengan anak sadar peran penting yang dia miliki, hal itu dapat membangkitkan semangat anak dalam memerangi virus bersama sama dengan orang dewasa lainnya; gunakan kesempatan ini untuk membangun nilai global citizenship pada si kecil.

3. Memperkaya ilmu parenting

Salah satu pesan penting dari UNICEF untuk orangtua di saat pandemi ini adalah untuk memperluas ilmu parenting. Hal ini menjadi sorotan UNICEF karena orangtua mengambil peran guru untuk si kecil, dan tanpa pengetahuan yang cukup, maka hal tersebut akan berdampak pada perkembangan dan emosi anak.

Di saat seperti ini, orangtua dituntut untuk dapat menggunakan gadget, menjawab pertanyaan anak, dan menerapkan disiplin dalam rutinitas. Memang bukan hal mudah dilakukan, namun diperlukan. Carilah komunitas positif yang bisa berbagi informasi penting mengenai parenting.

4. Perbanyak kegiatan bersama

Salah satu hal diingat adalah dengan terjadinya pembatasan fisik ini, interaksi sosial anak menjadi sangat minim dan terbatas. Interaksi utama anak bersama orang-tuanya menjadi krusial. Gunakanlah kesempatan ini untuk melakukan kegiatan positif bersama, seperti eksperimen sains, gerakan tarian dan nyanyian, memulai prakarya seni atau bahkan bisa mencoba hal hal baru seperti masak bersama dan belajar bercocok tanam. Banyaknya kegiatan yang tidak dapat dilakukan di saat pandemi ini bukan berarti tidak dapat mengeksplorasi lebih banyak lagi hal yang dapat dilakukan bersama anak.

5. Batasi Penggunaan gadget

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun