Mohon tunggu...
KKN DR 136 UINSU
KKN DR 136 UINSU Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

YOK MEMBACA!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Jarak Jauh, Apakah Efektif?

17 Agustus 2020   11:40 Diperbarui: 7 Juni 2021   07:58 4987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembelajaran Jarak Jauh, Apakah Efektif?

Corona Virus Disease (COVID-19) membuat sejumlah penyelenggara menetapkan kebijakan untuk mengurangi penyebarannya. Salah satunya yaitu dengan meliburkan seluruh sekolah dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring atau yang biasa disebut dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ).  

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sudah menjadi sistem pengajaran yang efektif, akan tetapi keefektifannya tergantung pada peserta didik dan juga pengajar itu sendiri Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan banyak bentuk. Salah satunya dengan pembelajaran langsung menggunakan aplikasi zoom meeting. 

Dengan menggunakan hal ini akan dapat membantu menjaga peserta didik tetap terjaga di dalam rumah dan sekaligus tetap memiliki waktu khusus untuk belajar. Namum sayangnya tantangan untuk penerapan pembelajaran ini cukup banyak, yaitu terlalu banyak nya menghabiskan kuota dan kualitas sinyal serta penguasaan teknologi.

Baca juga: Dampak Belajar Daring Terlalu Lama

Hal lain yang paling gampang dan sering digunakan dari semua yaitu dengan memanfaatkan teknologi media social berupa whatsApp. Disini guru bisa menjelaskan materi melalui pesan teks yang dilengkapi dengan voice note, video pendukung materi, dan lainnya. Solusi ini relative mudah dilakukan dalam kondisi pembelajaran dengan sistem daring.

Akan tetapi pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang telah diterapkan untuk peserta didik saat ini memunculkan kesenjangan pendidikan yang cukup besar antara masyarakat yang mampu dan tidak mampu secara materi.

Hal lain juga disampaikan oleh Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti, Selasa 11 Mei 2020. Retno Listyarti mengatakan, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh KPAI mulai dari akses listrik, internet, dan kemampuan dalam membeli komputer atau ponsel yang layak untuk belajar jarak jauh ternyata sangat tidak memadai bahkan masih menjadi kendala bagi peserta didik. 

Karena masih banyak dari peserta didik yang tidak memiliki keleluasaan akses untuk mengikuti pembelajaran secara online bahkan ekonomi perserta didik yang berbeda dengan lainnya. KPAI juga membuat kesimpulan, PJJ telah membuat sebagian dari peserta didik kelelahan, kurang istirahat dan stress.

Baca juga: Peran Guru Selama Belajar Daring di Tengah Pandemi

Dengan PJJ, banyak peserta didik mengatakan bahwa kebanyakan guru hanya memberikan tugas dan menagih tugasnya. Bahkan tidak ada interaksi antara guru dan peserta didik seperti tanya jawab langsung, atau guru menjelaskan materi. Hal ini yang membuat anak kelelahan dan kebingungan dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru.

Adapun masalah lain yang muncul dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) adalah akses internet yang mahal dan tidak mudah. Hal tersebut juga dipaparkan oleh UNICEF bahwa dengan PJJ membuat peserta didik kehilangan kesempatan untuk mendapat pendidikan yang layak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun