Mohon tunggu...
KKN DesaCinta
KKN DesaCinta Mohon Tunggu... Universitas Negeri Medan

Blog ini berisi cerita, pengalaman, dan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cinta Air 2025. Dokumentasi kegiatan mahasiswa Universitas Negeri Medan dalam mengabdi kepada masyarakat, berbagi ilmu, serta mendukung pembangunan desa berkelanjutan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN Universitas Negeri Medan 2025 di Desa Cinta Air

22 September 2025   19:09 Diperbarui: 22 September 2025   19:09 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f

Mahasiswa UNIMED Mengabdi di Desa Cinta Air

Mahasiswa Universitas Negeri Medan (UNIMED) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cinta Air, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, pada 7 Juli hingga 17 Agustus 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 22 mahasiswa dari berbagai jurusan. Dengan mengusung tema Desa Sehat, Desa Cerdas, dan Agro, mahasiswa hadir untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, sekaligus belajar langsung dari kehidupan masyarakat desa. Selama enam minggu, mahasiswa tinggal bersama warga, menjalani aktivitas harian, dan mengadakan berbagai program yang ditujukan untuk anak-anak sekolah, remaja, hingga orang tua.

Desa Cinta Air memiliki luas wilayah sekitar 350 hektare dengan penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, buruh, dan pedagang kecil. Desa ini terletak sekitar 9 km dari pusat kecamatan dan 59 km dari ibu kota provinsi. Dengan kondisi geografis yang relatif dekat dari perkotaan, desa ini tetap mempertahankan suasana pedesaan yang asri. Namun di balik potensi sumber daya alam dan masyarakatnya, masih terdapat sejumlah tantangan yang perlu mendapat perhatian bersama.

Di bidang kesehatan, beberapa masalah yang sering ditemui adalah rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, kebiasaan merokok yang cukup tinggi, serta kasus stunting pada balita. Anak-anak juga masih terbiasa mengonsumsi makanan instan dan jajanan kurang sehat yang dijual di sekitar sekolah. Kondisi ini perlu ditanggapi dengan upaya edukasi agar generasi muda tumbuh lebih sehat.

Dalam aspek pendidikan, masih banyak anak-anak sekolah dasar yang membutuhkan bimbingan tambahan di luar jam pelajaran. Motivasi belajar anak-anak kadang menurun karena kurangnya pendampingan intensif. Guru-guru di sekolah menyambut baik jika ada bantuan tenaga yang dapat mengisi waktu belajar tambahan.


Melihat kondisi ini, mahasiswa UNIMED merasa perlu merancang program KKN yang tidak hanya sebatas formalitas, tetapi benar-benar memberi manfaat nyata. Oleh karena itu, mereka menyusun kegiatan dengan tiga pilar utama: kesehatan, pendidikan, dan agro. Dengan kegiatan yang sederhana namun terarah, mahasiswa berharap bisa menjadi bagian kecil dari perubahan positif di Desa Cinta Air.

Sosialisasi untuk Anak-anak

Mahasiswa melaksanakan tiga sosialisasi khusus untuk anak-anak sekolah dasar. Sosialisasi pertama adalah stop bullying. Bullying masih menjadi masalah di lingkungan sekolah, meskipun sering dianggap hal biasa. Melalui pendekatan cerita, permainan, dan diskusi ringan, mahasiswa menjelaskan bahwa mengejek atau mengganggu teman bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. Anak-anak diajak memahami bahwa setiap orang berhak dihargai. Beberapa anak berani bercerita bahwa mereka pernah diejek oleh teman, dan hal itu membuat suasana diskusi semakin hidup.

https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f
https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f

https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f
https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f

Sosialisasi kedua adalah makanan sehat. Mahasiswa membawa poster bergambar aneka sayuran, buah, nasi, dan lauk-pauk. Anak-anak diminta menempelkan gambar ke dalam kategori makanan sehat dan tidak sehat. Mereka sangat antusias, terutama saat ditanya makanan favorit. Ada yang menyebut mi instan, ada juga yang bangga menyebut sayur sop buatan ibunya. Dari kegiatan ini, anak-anak semakin memahami pentingnya makan makanan bergizi seimbang untuk tumbuh kembang mereka.

https://drive.google.com/drive/folders/10Q6qlFG0M1LBKTnK00jlCp9x-7FJIs6B
https://drive.google.com/drive/folders/10Q6qlFG0M1LBKTnK00jlCp9x-7FJIs6B

Sosialisasi ketiga adalah bahaya rokok. Mahasiswa menampilkan perbedaan paru-paru sehat dengan paru-paru perokok. Anak-anak terkejut melihat gambar paru-paru hitam akibat asap rokok. Beberapa anak mengaku sering melihat orang dewasa merokok di rumah atau di warung, tapi mereka berjanji tidak akan ikut mencoba. Sosialisasi ini memberi bekal penting sejak dini agar anak-anak lebih kritis dan berani menolak ajakan merokok di kemudian hari.

https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f
https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f

Sosialisasi untuk Masyarakat

Selain anak-anak, mahasiswa juga menyasar masyarakat umum melalui tiga kegiatan utama. Pertama adalah sosialisasi stunting. Sosialisasi ini dihadiri para ibu yang memiliki balita. Mahasiswa menjelaskan pentingnya asupan gizi sejak masa kehamilan dan 1.000 hari pertama kehidupan. Diskusi berlangsung hangat, banyak ibu yang bertanya bagaimana cara menyusun menu sehat dengan bahan sederhana. Mahasiswa memberi contoh menu sehari-hari yang bisa dibuat dari sayur, ikan, dan buah lokal dengan harga terjangkau.

https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f
https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f

Kegiatan kedua adalah pelatihan pembuatan ecoenzym. Ecoenzym merupakan cairan serbaguna hasil fermentasi sampah organik seperti kulit buah. Mahasiswa mendemonstrasikan cara membuatnya dengan mencampur potongan kulit buah, gula merah, dan air. Warga antusias karena hasilnya bisa dipakai untuk pembersih lantai, pupuk cair, bahkan pengusir hama. Selain itu, ecoenzym membantu mengurangi sampah rumah tangga yang biasanya hanya dibuang begitu saja.

https://drive.google.com/drive/folders/10Q6qlFG0M1LBKTnK00jlCp9x-7FJIs6B
https://drive.google.com/drive/folders/10Q6qlFG0M1LBKTnK00jlCp9x-7FJIs6B

Sosialisasi terakhir untuk masyarakat adalah pembuatan arang briket dari sekam padi. Selama ini, sekam padi dianggap limbah yang tidak bermanfaat. Mahasiswa memperlihatkan cara sederhana mengolahnya menjadi briket yang bisa dijadikan bahan bakar alternatif. Warga terkesan karena inovasi ini bisa membantu mengurangi biaya penggunaan gas atau kayu bakar. Meskipun baru tahap perkenalan, kegiatan ini membuka wawasan baru mengenai pemanfaatan limbah pertanian.

https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f
https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f

Pendidikan dan Pengajaran

Selain sosialisasi, mahasiswa aktif dalam bidang pendidikan. Mereka mengadakan les sore setiap Senin dan Rabu di SD Cinta Air. Anak-anak datang dengan semangat, membawa buku tulis, dan duduk rapi di kelas. Suasana belajar dibuat menyenangkan. Mahasiswa membagi anak-anak dalam kelompok kecil agar lebih mudah dibimbing. Tidak hanya membaca, menulis, dan berhitung, mahasiswa juga memberi motivasi agar anak-anak berani bermimpi dan bercita-cita tinggi.


Selain itu, mahasiswa juga membantu kegiatan belajar mengajar di PAUD dan SD. Di PAUD, mereka mengajar setiap Selasa, Jumat, dan Sabtu. Anak-anak usia dini diajak bernyanyi, bermain sambil belajar, dan mengenal huruf serta angka. Suasana penuh tawa membuat anak-anak betah. Sementara di SD, mahasiswa mengajar setiap Senin, Rabu, dan Kamis. Mereka membantu guru menjelaskan materi pelajaran, mengawasi kelas, dan memberikan pendampingan tambahan. Guru merasa terbantu karena anak-anak lebih fokus belajar saat didampingi mahasiswa.

https://drive.google.com/drive/folders/10Q6qlFG0M1LBKTnK00jlCp9x-7FJIs6B
https://drive.google.com/drive/folders/10Q6qlFG0M1LBKTnK00jlCp9x-7FJIs6B

https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f
https://drive.google.com/drive/folders/1hw0C3djCAjwIM1PdL95JSENxc4P-to7f

Mahasiswa juga aktif hadir di kantor desa setiap Senin sampai Jumat. Di sana, mereka berkoordinasi dengan perangkat desa, menyusun jadwal kegiatan, dan melaporkan hasil program. Kehadiran rutin ini membuat hubungan antara mahasiswa dan aparat desa semakin erat. Mahasiswa belajar bagaimana birokrasi desa berjalan, sekaligus menghargai peran aparat dalam mengatur kehidupan masyarakat.

Semua kegiatan KKN diawali dengan musyawarah bersama perangkat desa dan tokoh masyarakat. Mahasiswa membagi tugas sesuai minat dan kemampuan, misalnya siapa yang bertanggung jawab pada sosialisasi, siapa yang mengurus les sore, dan siapa yang mendampingi kegiatan belajar di sekolah. Dengan jadwal yang terstruktur, kegiatan berjalan lancar tanpa mengganggu aktivitas warga.

Pelaksanaan sosialisasi untuk anak-anak dibuat dengan metode yang menyenangkan, menggunakan media gambar, permainan, dan interaksi langsung. Sementara sosialisasi untuk orang tua dilakukan dengan diskusi interaktif di balai desa atau rumah warga. Les sore di SD berjalan penuh semangat, meski kadang jumlah anak lebih banyak dari perkiraan. Mahasiswa menyiasatinya dengan membagi kelompok belajar.

Tantangan lain adalah saat mengajak warga mencoba hal baru seperti ecoenzym dan arang briket. Pada awalnya beberapa warga ragu, tetapi setelah melihat proses dan hasilnya, mereka mulai tertarik. Proses-proses ini memberi pengalaman berharga bagi mahasiswa untuk menghadapi dinamika masyarakat dengan sabar dan komunikatif.

Kegiatan KKN membawa hasil yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Anak-anak menjadi lebih rajin belajar, berani bertanya, dan terbiasa bekerja sama dengan teman. Les sore membantu meningkatkan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Guru-guru merasa terbantu karena mahasiswa bisa memberi perhatian tambahan kepada siswa.

Sosialisasi kesehatan memberi dampak positif. Anak-anak lebih paham bahaya rokok dan bullying, serta pentingnya makanan sehat. Para ibu mendapat pengetahuan baru tentang gizi seimbang, sementara warga dewasa mengenal cara mengolah limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Pelatihan ecoenzym dan arang briket menumbuhkan ide bahwa limbah bisa dikelola menjadi produk berguna.

Selain manfaat praktis, kegiatan ini juga mempererat hubungan sosial. Mahasiswa dan masyarakat saling belajar, saling menghargai, dan saling mendukung. Anak-anak merasa memiliki kakak baru yang membimbing mereka, sementara warga mengapresiasi semangat mahasiswa yang mau tinggal bersama mereka.

Pelaksanaan KKN mahasiswa UNIMED di Desa Cinta Air menjadi pengalaman berharga yang tidak akan terlupakan. Program sederhana seperti sosialisasi kesehatan, pelatihan pengolahan limbah, les sore, serta kegiatan belajar mengajar di PAUD dan SD terbukti memberikan manfaat nyata.

Bagi masyarakat, kegiatan ini menambah wawasan, meningkatkan kesadaran hidup sehat, serta memotivasi anak-anak untuk lebih giat belajar. Bagi mahasiswa, KKN menjadi ajang belajar langsung tentang arti pengabdian, kebersamaan, dan kepedulian sosial.

Meskipun masa KKN sudah berakhir, semangat yang ditinggalkan diharapkan terus berlanjut. Kebiasaan baik seperti menjaga kesehatan, mendampingi anak belajar, dan memanfaatkan limbah secara kreatif bisa diteruskan masyarakat secara mandiri. Dengan demikian, Desa Cinta Air dapat berkembang menjadi desa yang semakin sehat, cerdas, dan mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun