Mohon tunggu...
KKN Banjaragung
KKN Banjaragung Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

KKN UNTIDAR 2024 Desa Banjaragung, Kecamatan Kajoran, Kabupaten Magelang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Inovasi Kemandirian Pangan: Langkah Mahasiswa KKN Untidar dalam Program BFR (Banjaragung Food Resilience)

4 Februari 2024   18:50 Diperbarui: 4 Februari 2024   19:06 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokumen pribadi (26/01/2023)

Banjaragung, Kec. Kajoran, Kab. Magelang - Sebuah inovasi program kerja Banjaragung Food Resilience (BFR) telah dilaksanakan oleh sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Tidar Magelang. Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengelola lahan secara optimal guna meningkatkan ketahanan pangan di wilayah Desa Banjaragung.

Terhitung sejak tanggal 17 Januari 2024, Kelompok KKN Untidar bekerja sama dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Banjaragung telah melaksanakan program kerja pemanfaatan lahan untuk kemandirian pangan dengan mengusung tema Banjaragung Food Resilience (BFR). Sebelumnya, mahasiswa KKN telah berkoordinasi dengan perangkat desa dan Kelompok Wanita Tani (KWT) terkait izin pelaksanaan program kerja yang dilaksanakan dari tanggal 8 Januari sampai 9 Februari 2024 mendatang.

Program kerja ini sangat didukung oleh perangkat desa dan mendapat respon positif dari warga Desa Banjaragung yang sebelumnya disosialisasikan melalui pertemuan rutin PKK. 

“Saya selaku pengurus KWT sangat setuju dan mendukung program yang telah mas dan mbak KKN sosialisasikan”, tutur Ibu Wahyu selaku pengurus KWT Desa Banjaragung.

KWT ini adalah kegiatan inisiasi warga Dusun Gondangan yang mayoritas anggotanya merupakan ibu-ibu anggota PKK. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kemandirian pangan masyarakat Desa Banjaragung dan memanfaatkan lahan kosong sebagai tempat menanam.


Ibu Ayu selaku penanggung jawab KWT Desa Banjaragung mengatakan bahwa program KWT ini sudah berjalan selama satu setengah tahun dan sudah ada kepengurusannya. Dengan kegiatan seperti piket rutin, penanaman, dan pemanenan. Namun, untuk tanamannya sudah tidak ada pembaharuan. 

“KWT ini sudah berjalan satu setengah tahun. Untuk kepengurusannya sudah ada. Untuk kegiatan seperti piket rutin, menanam, dan memanen hasilnya. Tapi saat ini belum ada pembaharuan tanaman”, tutur Ibu Ayu.

Sosialisasi yang dilakukan bersama dengan ibu-ibu PKK menghasilkan suatu kesepakatan untuk menanam tiga jenis tanaman sayur diantaranya bawang merah, bayam cabut, dan kangkung. Hal ini mengingat media dan kondisi cuaca yang hanya memungkinkan untuk menanam jenis tanaman sayur tertentu termasuk ketiga sayuran tersebut. 

Hal yang menarik di sini adalah penerapan inovasi oleh Kelompok Mahasiswa KKN Untidar Desa Banjaragung terkait penggunaan bibit bawang merah berupa biji. Pada awalnya masyarakat awam mengenal bibit bawang merah hanya berasal dari umbi.

Sumber: dokumen pribadi (26/01/2023)
Sumber: dokumen pribadi (26/01/2023)

Sejak tahun 2014, Kementerian Pertanian telah sukses mengembangkan teknologi benih umbi mini dari biji (TSS=True Shallot Seed) yang mampu mengurangi kebutuhan benih hampir separuhnya, dengan rata-rata 750kg umbi mini per hektar. Tidak hanya itu, sejak tahun 2018 inovasi ini diterapkan dalam budidaya bawang merah untuk konsumsi penggunaan benih yang berasal dari biji. Penggunaan benih ini dapat menghemat hingga 66,7% biaya pembelian benih dengan asumsi kebutuhan benih sebanyak 5kg per hektar (Atman, 2021). 

Melalui program kerja Banjaragung Food Resilience (BFR) mahasiswa KKN Untidar memperkenalkan inovasi budidaya bawang merah yang berasal dari biji kepada masyarakat melalui KWT Desa Banjaragung. Tujuan program kerja ini untuk mendukung kemandirian pangan masyarakat melalui pemanfaatan lahan dengan biaya yang lebih ekonomis.

Sementara itu, Ketua Kelompok KKN Untidar Banjaragung, Ridwan Rahmanto mengatakan bahwa program kerja Banjaragung Food Resilience (BFR) merupakan salah satu program kerja unggulan edukasi bagi masyarakat. Dengan melihat begitu besar manfaat dari kegiatan ini, Ridwan berharap program kerja Banjaragung Food Resilience (BFR) dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh masyarakat Desa Banjaragung.

Sumber: dokumen pribadi (26/01/2023)
Sumber: dokumen pribadi (26/01/2023)

“Program kerja Banjaragung Food Resilience (BFR) merupakan salah satu program kerja unggulan edukasi bagi masyarakat. Dengan melihat begitu besar manfaat dari program ini, saya berharap Banjaragung Food Resilience (BFR) dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan oleh masyarakat Desa Banjaragung”, kata Ridwan saat berdiskusi terkait program unggulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun