Dalam upaya menanggulangi wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mulai merebak dan meresahkan masyarakat terkhusus para peternak sapi di wilayah desa Seputih, para mahasiswa berinisiatif melakukan pendataan kepada masyarakat dan para peternak yang ada. Dari[R1] hasil pendataan sekaligus wawancara singkat terkait keadaan ternak didapati hasil bawasannya sebagian besar peternak di desap Seputih gelisah terkait wabah PMK yang menyebar kembali, tidak sedikit pula ternak yang dimiliki warga sudah mulai menunjukan gejala-gejala PMK bahkan hingga mengakibatkan kematian pada ternak. Hal ini tentu saja membuat para peternak mengalami kerugian yang tidak sedikit terutama jika ternak yang dipelihara bukanlah kepemilikan pribadi.
Setelah tindakan pendataan dilaksanakan serta memastikan tingkat kewaspadaan masyrakat terhadap wabah PMK, langkah selanjutnya pun dilaksanakan yakni kegiatan sosilisasi terkait pencegahan dan penanganan PMK serta pengolahan pengolahan pupuk organik dalam upaya menjaga kebersihan kandang.[R2] Dalam kegiatan tersebut juga diadakan pembagian vitamin B Komplek dan obat cacing bagi ternak serta disinfektan untuk membersihkan virus dan bakteri yang terdapat pada kandang ternak. Kegiatan ini terlaksana berkat kolaborasi dan kerja sama antara mahasiswa KKN 08 UNEJ dan pihak Puskeswan Kec. Mayang dengan drh. Danu Prayogo sebagai pemateri utama pada kegiatan terkait penangan PMK dan Bian Miko Daniel sebagai pemateri terkait pengolahan pupuk organik.
Pengolahan kotoran hewan ternak menjadi pupuk organik menjadi aspek penting yang diperhatikan selain penganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dikarenakan kotoran hewan ternak yang menumpuk dapat menjadi media tumbuhnya bakteri dan sarang penyakit. Hal ini[R3] dapat memperburuk keadaan ternak yang telah terkena PMK, dapat meningkatkan infeksi pada luka bahkan hingga menyebabkan kematian pada ternak. Dengan upaya pengolahan pupuk organik ini tentu saja menjadi hal yang lebih baik karena produk pupuk yang dihasilkan bermanfaat bagi lahan pertanian serta dapat menjadi produk yang bernilai ekonomi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI