Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan harapan seluruh warga masyarakat. Namun keberadaan sampah sudah menjadi hal yang tidak dapat dipisah dengan kehidupan. Kuantitas sampah akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), ternyata dalam setiap tahunnya kabupaten magetan menghasilkan sampah sebanyak lebih dari 10 ribu ton. Kondisi itu tentunya memerlukan solusi untuk menekan angka tersebut serta dalam mengelola sampah-sampah yang dihasilkan.
Dalam upaya mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya pengelolaan sampah organik dan ramah lingkungan, Tim mahasiswa yang tergabung dalam program kelompok 40 Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas PGRI Madiun menyelenggarakan sebuah acara sosialisasi mengenai teknologi tepat guna pembuatan eco-enzyme di Desa Sumberdukun, Kabupaten Magetan, pada hari Selasa (14/01). Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan eco-enzyme sebagai solusi alternatif dalam pengelolaan sampah organik yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk sebagai pembersih alami dan pupuk organik.
Eco-enzyme adalah cairan fermentasi yang dihasilkan dari sampah organik, seperti sisa buah dan sayur, gula merah, serta air. Proses pembuatannya sederhana dan dapat dilakukan di rumah dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah didapat. Selain itu, eco-enzyme dianggap sebagai salah satu solusi ramah lingkungan karena dapat mengurangi volume sampah organik yang mencemari lingkungan.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh puluhan peserta yang terdiri dari masyarakat setempat dan kelompok ibu-ibu rumah tangga. Dalam sesi pertama, peserta diberi pemahaman tentang konsep dasar eco-enzyme, manfaatnya untuk kesehatan, serta cara pembuatan yang mudah dilakukan dengan peralatan sederhana.
"Salah satu manfaat utama dari eco-enzyme adalah kemampuannya untuk mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya dalam kehidupan sehari-hari, seperti deterjen dan pembersih rumah tangga lainnya. Eco-enzyme juga sangat bermanfaat sebagai pupuk yang ramah lingkungan," ujar Ade Trisnawati, narasumber dari tim dosen teknik kimia Universitas PGRI Madiun.
Selain itu, pada sesi kedua, peserta diberi kesempatan untuk langsung mempraktekkan pembuatan eco-enzyme. Peserta diajarkan cara mengolah sampah organik yang ada di sekitar mereka menjadi eco-enzyme yang siap digunakan. Para peserta antusias mengikuti langkah demi langkah pembuatan eco-enzyme yang terbukti efektif dan bermanfaat.
Kepala Desa Sumberdukun, Kamto, menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan acara ini. "Dengan adanya sosialisasi ini, kami berharap masyarakat dapat mengurangi volume sampah yang ada, serta beralih ke produk yang lebih ramah lingkungan. Kami juga berharap teknologi ini dapat membantu meningkatkan kualitas lingkungan di desa kami," ujarnya.
Acara sosialisasi ini juga mendapat sambutan positif dari para peserta yang merasa terbantu dalam menemukan solusi pengelolaan sampah organik yang lebih efisien. "Saya sudah lama mendengar tentang eco-enzyme, tetapi baru kali ini saya bisa membuatnya sendiri. Ini sangat bermanfaat dan ramah lingkungan," ungkap Sunarsih, seorang ibu rumah tangga yang turut hadir dalam acara tersebut.