Mohon tunggu...
KKN 29 JAMBEARUM
KKN 29 JAMBEARUM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Kominfo

Desa Jambearum, Kec. Puger, Kab. Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembuatan Pestisida Organik (Asap Cair dari Batok Kelapa) di Desa Jambearum oleh Mahasiswa KKN Universitas Jember

31 Januari 2023   16:20 Diperbarui: 13 Februari 2023   17:59 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengeringan batok kelapa (dokpri)

Desa Jambearum memiliki tanah yang subur dimana hal ini berpotensi untuk mendukung pertumbuhan berbagai tanaman. Salah satu tumbuhan yang banyak ditemui di Desa Jambearum adalah kelapa. Hampir setiap pekarangan warga ditumbuhi dengan tumbuhan berkeping satu ini. Tak hanya itu, bahkan sepanjang jalan Desa Jambearum banyak sekali buah kelapa yang berserakan.

                Banyaknya tumbuhan yang termasuk golongan palem ini, mendatangkan ide cemerlang dari  kelompok KKN 29 Universitas Jember periode I tahun 2022/2023 untuk mengolah limbah kelapa yaitu batok kelapa. Biasanya masyarakat acuh bahkan enggan untuk mengolah batok kelapa ini. Dari pengamatan kelompok, beberapa masyarakat biasanya mengumpulkan batok kelapa dipinggir jalan. Setelah terkumpul dalam jumlah banyak, biasanya batok kelapa dijual cuma-cuma kepada pengepul atau hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar saat memasak.

                Pengolahan batok kelapa ini juga bertepatan dengan masa penyemprotan padi menggunakan pestisida. Untuk itu, kelompok KKN 29 Universitas Jember periode I tahun 2022/2023 sepakat untuk mengolah batok kepala menjadi pestisida organik (asap cair). Hal ini juga untuk mendukung gerakan pemerintah dalam menggalakkan obat-obatan organik untuk bahan pangan yang dihasilkan Indonesia demi mengembalikan zat-zat kandungan tanah.

                Asap cair sendiri merupakan larutan hasil kondensasi dari pembakaran bahan baku yang mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin sehingga banyak mengandung senyawa yang bersifat sebagai antimikroba, antibakteri, dan antioksidan seperti senyawa organik dan turunannya. Pada prinsipnya, teknologi pembuatan asap cair dari tempurung kelapa cukup sederhana, yaitu teknologi pirolisis (pembakaran untuk menghasilkan asap) dan teknologi kondensasi (pengembunan asap menjadi cair). Manfaatnya sendiri adalah untuk mengendalikan gulma, untuk pestisida (anti bakteri), sebagai anti jamur serta pengusir serangga perusak tanaman yang aman digunakan untuk melindungi zat hara yang terkandung pada tanah.

                Pembuatan asap cair di Desa Jambearum ini dilaksanakan di rumah salah satu warga yaitu Bapak Rozikin selaku pembimbing pembuatan pestisida organik (asap cair). Dimana alat yang digunakan terdiri dari tabung reaktor atau tabung pembakaran, kondensator, dan corong asap. Langkah-langkah pembuatannya yaitu persiapkan batok kelapa yang sudah dikeringkan. Kemudian batok kelapa yang sudah kering dimasukkan ke dalam tabung reaktor atau tabung pembakaran sesuai kapasitasnya. Setelah itu, tabung reaktor ditutup rapat dan diberi lumpur sawah hingga tidak ada celah yang memungkinkan asap pembakaran keluar.

Batok kelapa dimasukkan ke dalam tong pembakaran (dokpri)
Batok kelapa dimasukkan ke dalam tong pembakaran (dokpri)
Penutupan tangki pembakaran agar tidak ada asap yang keluar (dokpri)
Penutupan tangki pembakaran agar tidak ada asap yang keluar (dokpri)
Penutupan celah-celah tong pembakaran dengan menggunakan lumpur sawah (dokpri)
Penutupan celah-celah tong pembakaran dengan menggunakan lumpur sawah (dokpri)
Pengemasan cairan asap cair ke dalam botol 500 ml (dokpri)
Pengemasan cairan asap cair ke dalam botol 500 ml (dokpri)
Produk asap cair yang telah diberi label (dokpri)
Produk asap cair yang telah diberi label (dokpri)

                Proses awal pembakaran ini menggunakan LPG dan kompor gas, yang diletakkan tepat di bawah dasar daripada tabung pembakaran. Setelah panas/bara terbentuk, kompor dimatikan dan pembakaran dibiarkan terjadi secara alami. Bahan baku yang terbakar tersebut akan menghasilkan asap. Dimana, asap tersebut akan membuat tekanan pada reaktor meningkat. Saat tekanan meningkat, udara mengalir dari tabung pengatur udara menuju reaktor. Setelah itu, udara dari ruang celah pipa  secara perlahan bergerak meniup asap sehingga masuk ke pipa-pipa kondensor. Asap yang mengalir melalui pipa akan berubah menjadi cairan. Kemudian, cairan yang menetes lewat pipa pembuangan dan cairan asap dapat ditampung dengan wadah jeriken pada ujung saluran. Cairan berwarna hitam inilah yang disebut dengan pestisida organik (asap cair).

Kelompok KKN 29 Universitas Jember tahun 2022/2023 -- Drg. Agustin Wulan Suci D., MDSc

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun