JEPARA -- (08/2) Â Di Desa Wonorejo, limbah kayu meubel menjadi masalah yang belum teratasi lantaran limbah kayu yang dihasilkan dari industri permeubelan belum dimanfaatkan secara optimal oleh para pengrajin. Harga jual limbah kayu pun sangat rendah, yaitu 4000-6000/sak.
Perencanaan pengembangan ekonomi melalui pemanfaatan limbah kayu oleh mahasiswa Tim I KKN Undip Desa Wonorejo tahun 2020 didasarkan pada potensi yang ada di masyarakat Desa Wonorejo. Potensi yang dimiliki oleh wilayah ini adalah indutri meubel.
Dalam menanggulangi masalah limbah kayu meubel ini yaitu dengan memanfaatkannya sebagai kerajinan kecil seperti pernak-pernik yang memiliki nilai jual sehingga dapat meningkatkan perekonomian warga.
 Â
Selanjutnya, Pemberian materi pemanfaatan limbah kayu untuk dijadikan kerajinan kecil oleh Roni warga Desa Sukodono yang telah merealisasikan Desa Sukodono sebagai desa produksi aksesoris-aksesoris berbahan dasar limbah kayu meubel.
Materi ditutup dengan diskusi mengenai hal-hal yang diperlukan untuk membentuk kelompok pengrajin dan memberi masukan, serta pernyataan dari Petinggi Desa Wonorejo terkait pemerintah desa memfasilitasi kebutuhan pengrajin, seperti alat produksi, dana, dan bengkel kerja dan menganggarkannya dalam APBDes.
"Semua kebutuhan pengrajin akan difasilitasi oleh pemerintah desa, seperti alat produksi, dana, dan bengkel kerja dan akan dianggarkan dalam APBDes. Tinggal kemauan dari warga saja membentuk kelompok/cluster pengrajin kedepannya." Ucap Handono, S.Pd selaku Petinggi Desa Wonorejo dalam clossing statement nya.
 (Tim Reportase KKN Undip Desa Wonorejo, Jepara)