Mohon tunggu...
KKN MIT Posko 72
KKN MIT Posko 72 Mohon Tunggu... UIN Walisongo Semarang

Kami adalah Kelompok KKN MIT ke-20 Posko 72 UIN Walisongo Semarang yang bertempat di Desa Cukil Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang

Selanjutnya

Tutup

Seni

Melestarikan Budaya Lewat Gerak: KKN Posko 72 UIN Walisongo Semarang Latih Ibu-Ibu PKK Desa Cukil Untuk Tampil di Karnaval Desa

30 Agustus 2025   23:47 Diperbarui: 30 Agustus 2025   23:47 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Mahasiswa latih Gerak dan Lagu bersama Ibu PKK Desa Cukil (Sumber: Juliana Nur Amelia Putri)

Suasana Balai Desa Cukil setiap hari Kamis dan Sabtu sore kini berbeda dari biasanya. Dentingan musik tradisional mengalun, diiringi derap langkah ibu-ibu PKK yang tengah mempelajari gerakan tari. Sekitar 15 hingga 20 peserta hadir di setiap pertemuan, mengikuti arahan dengan penuh semangat.

Di balik kegiatan ini, tiga mahasiswa KKN MIT Posko 72 UIN Walisongo Semarang hadir sebagai penggerak kegiatan pelatihan tari tradisional, sebagai bentuk nyata kontribusi dalam melestarikan budaya sekaligus memberdayakan Masyarakat melalui seni.

Kegiatan yang digelar di Balai Desa Cukil ini merupakan salah satu persiapan dalam menyambut Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Nantinya, hasil latihan akan dipentaskan dalam karnaval desa yang dijadwalkan pada 24 Agustus 2025 di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Banjari.

Dokumentasi Wawancara dengan Mahasiswa yang akan Tampil di Karnaval Desa (Sumber: Juliana Nur Amelia Putri)
Dokumentasi Wawancara dengan Mahasiswa yang akan Tampil di Karnaval Desa (Sumber: Juliana Nur Amelia Putri)

Meski dihadapkan pada kesibukan rumah tangga dan keterbatasan waktu, para peserta tetap menunjukkan semangat yang tinggi dalam mengikuti setiap sesi latihan. "Kami ingin ikut memeriahkan HUT sekaligus refreshing bersama teman-teman," ujar Ibu Narti, Kepala Dusun Rejosari yang turut menjadi peserta pelatihan.

Mahasiswa KKN pun turut berperan aktif dalam mendukung kegiatan ini, mulai dari Menyusun koreografi Gerakan, hingga mendampingi teknis pelatihan. "Sangat menyenangkan bisa mengajarkan tari kepada ibu-ibu di sini, karena mereka dapat diajak berkolaborasi untuk menciptakan gerakan yang mudah dimengerti," ungkap Sischa, salah satu mahasiswa KKN yang menjadi pelatih.

Kehadiran mahasiswa juga dapat dirasakan manfaatnya oleh para peserta, meskipun beberapa kendala sempat dihadapi, seperti penyesuaian gerakan pada usia yang tak lagi muda, serta pembagian waktu dengan rutinitas harian. Namun, semua itu tidak mengurangi antusiasme peserta.

Melalui pelatihan ini, mahasiswa KKN berharap agar kegiatan seni seperti tari dapat menjadi sarana pelestarian budaya yang menyenangkan sekaligus memperkuat ikatan sosial di tengah masyarakat. Dimana setiap langkah tari yang dipelajari bukan hanya persiapan untuk karnaval, tetapi juga jejak kecil dalam menjaga warisan budaya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun