Mohon tunggu...
KKN 19Unmuh
KKN 19Unmuh Mohon Tunggu... berita kegiatan

kegiatan selama KKN didesa Barurejo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Segudang Tanda Tanya Dusun Baung

20 Maret 2021   09:05 Diperbarui: 20 Maret 2021   09:17 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kabupaten banyuwangi merupakan kabupaten yang sekarang ini sedang genjarnya mengelola daerahnya menuju daerah yang mandiri, dengan didorong meningkatkan ekowisata yang kaya dimiliki banyuwangi membuat kabupaten ujung kulon pulau jawa ini berhasil mengangkat nama banyuwangi ke kancah nasional bahkan internasional. Berdasarkan survei yang dlakukan salah satu lembaga penyedia jasa pariwisata, Banyuwangi memasuki 3 besar setelah Yogyakarta dan Bali.

Mahasiswa KKN dari kelompok 19 Universitas Muhammadiyah Jember dalam kesempatan kuliah kerja nyata yang kebetulan dilakukan di Desa barurejo kecamatan Siliragung,yang dibuka dan terima oleh kepala desa setempat pada tanggal 22 Februari 2021. Menurut bapak Ahmad Zaenuri dalam pembukaan penerimaan "Mahasiswa KKN Univesitas Muhammadiyah Jember diharapkan memberikan kenangan dan manfaat bagi masyarakat sekitar," dan pesan terakhir dari kepala desa adalah "jangan pernah membangun bangunan yang permanen disekitaran desa Barurejo seperti tugu dan lain sebagainya", imbuhnya dalam kesempatan yang sama.

Desa barurejo memiliki jumlah penduduk kurang lebih 16.000 jiwa yang terbagi atas 6 Dusun yakni Sumber manggis, Sumber Urip, Mbayur, Stopan, Senepo dan Baung. Pada tanggal 7 maret 2021 mahasiswa KKN dan aparat desa berkunjung kedusun Baung dalam rangka sosialisasi pelayanan digital dan penyuluhan ekonomi kreatif masyarakat sekitar sebagai upaya peningkatan ekonomi.

Medan perjalanan menuju daerah Baung dari kantor desa Barurejo berjarak kurang lebih 7 KM dan memakan waktu tempuh satu jam setengah sampai bisa masuk ke pintu masuk dusun Baung. Waktu tempuh yang rumayan lama dengan jarak yang hanya kurang lebih 7 KM disebabkan insfratuktur yang belum masuk dusun dekat perkebunan karet tersebut.

"Ya, dusun Baung memang mayoritas masyarakat sekitar bekerja sebagai pengumpul getah pinus yang disetorkan ke PTPN setempat" tutr Bapak syamsuri 46 tahun. Imbuhnya dalam wawancara "insfratuktur dusun baung selain jalan yang masih berupa bebatuan dan tanah yang apabila hujan menjadi lautan lumpur tersebut, juga listrik belum masuk dusun baung sini"

 pria berusia 46 tahun tersebut juga menambahkan bahwasanya "pembangunan terakhir yang dilakukan pemerintah setempat terjadi pada tahun 1975 pada saat pembukaan dusun Baung."

 "segala upaya juga sudah dilakukan selain meminta pada pemerintah desa juga pengiriman proposal kepihak PTPN sendiri juga saat menjelang pemilu banyak Caleg yang berkunjung didusun terpencil tersebut untuk melkukan kampanye dan meminta dukungan masyarakat desa berharap dengan adanya hal tersebut dapat memberikan angin segar terkait insfratruktur yang belum memadai. Alih-alih mendapatkan apa yang diharapkan setelah pemilihan usai, kabar dari caleg trsebut tidak ada kabarnya," imbuhnya dalam perbincangan tersebut.

Yang disayangkan lagi keadaan desa Baung adalah tidak adanya listrik yang menjadi salah satu sendi kehidupan masyarakat dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari, jadi sekarang ini masyarakat desa Baung masih mengandalkan Desel sebagai pengalir listrik yang utama, dimana dalam setiap bulanya masyarakat mengeluarkan iuran sebesar Rp. 60.000 untuk menghidupkan hanya lampu dan keperluan lainya, sedengkan apabila dalam rumah tersebut terdapat TV maka keluarga tersebut harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 100.000 setiap bulanya. Itu pun listrik mulai menyala mulai pukul 17.00 sampai dengan 23.00, setelah itu dusun Baung menjadi dusun mati lagi karena tidak ada cahaya lampu masyarakat sekitar.

Setelah pulangnya dari penyuluhan UMKM sebagai ekonomi masyarakat desa sekitar tanggal 9 Maret 2021 tim KKN kelompok 19 yang diwakili oleh ketua kelompok mencoba untuk berbicara kepada kepala desa dan jajaran terkait kedaaan kurangnya insfratuktur dusun Baung yang kurang memadai. Dalam pembicaraan tersebut dihadiri oleh kepala desa Bapak Ahmad Zaenuri didampingi oleh sekdes Bapak Sugiano dan ketua kelompok KKN 19 Universitas Muhammadiyah Jember. Pembicaraan tersebut langsung mengarah pada keadaan dusun Baung dan menanyakan bagaiamana kelanjutan terkait pembangnan Desun Baung kedepanya.

Menuruk bapak Zaenuri terkait dusun Baung kami memiliki beberapa alasan terkait hal tersebut, yang pertama Desa Barurejo memiliki daerah yang sangat luas yang terdiri dari 6 dusun yaitu Sumber manggis, Sumber Urip, Mbayur, Stopan, senepo dan ketambahan Dusun Baung sendiri, jadi tidak mudah untuk segera mengupayakan pembagunan seperti itu, apalagi saya menjabat sebgaia keala desa kurang lebih 1 tahun setengah, kata kepala desa. Imbuhnya alasan berikutnya adalah sekarang ini anggaran desa yang semestinya digunakan untuk membangun insfratuktur dusun Baung dipindah alokasikan untuk penangan Covid-19. Jadi untuk anggaran tahun ini saja sudah dikelola sebagaian besar untuk Covid sendiri. Jadi untuk sekarang ini pembangunan Desa kami tiadakan dan berfokus pada penanganan Covid-19. Sebenarnya mas kami sudah berbicara kepada pihak kecamatan Siliragung dan ke Kabupaten Banyuwangi terkait Dusun Baung yang belum ada listrik didaerah tersebut tapi sampai sekarang hasilnya belum ada.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun