Moro: Evaluasi Gizi dan Kondisi Fasilitas yang Memprihatinkan
Sabtu, 21 Juni 2025 - kegiatan Posyandu berlangsung di Dusun Moro. Sebanyak 14 balita hadir dan menjalani serangkaian pemeriksaan, termasuk pengisian dan evaluasi buku KMS yang didampingi oleh mahasiswa KKN 109 dan ahli gizi.
Sayangnya, hasil evaluasi menunjukkan lima anak mengalami gangguan pertumbuhan. Selain itu, mahasiswa mencatat adanya masalah serius pada sarana prasarana Posyandu seperti infantometer tanpa baut yang membahayakan bayi, microtoise tidak akurat, dan timbangan digital bayi yang rusak. Rekomendasi diberikan untuk segera melakukan perbaikan dan kalibrasi alat demi menjamin akurasi data dan keselamatan bayi.
Kedungsari: Tantangan Serius pada Partisipasi Warga
Di hari yang sama, kegiatan Posyandu juga digelar di Dusun Kedungsari. Namun tantangan besar muncul: dari 14 balita yang tercatat, hanya 4 yang hadir. Minimnya partisipasi ini menjadi keprihatinan bersama kader, ahli gizi, dan mahasiswa KKN.
Bu Finda, ahli gizi, mengungkapkan bahwa stunting masih menjadi permasalahan utama di wilayah ini, dan rendahnya kesadaran warga menjadi hambatan dalam upaya peningkatan gizi. Program ILP (Integrasi Layanan Primer) dari Puskesmas telah diluncurkan, namun belum berdampak optimal karena kurangnya antusiasme masyarakat.
Mahasiswa KKN tetap hadir dan berkontribusi dalam penimbangan, konsultasi gizi, hingga pembelajaran komunikasi dengan warga. Ini menjadi pelajaran penting bahwa pengabdian tidak selalu berjalan mulus, namun justru menuntut kesabaran, pendekatan, dan inovasi sosial.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI