Dalam sebuah pengembangan kreatif di program Kuliah Kerja Nyata (KKN), mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mendalami tradisi budaya Indonesia dengan menghadirkan seni mendalang wayang dalam program posyandu lansia. Menariknya, pentas ini tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga dosen pembimbing lapangan yang memukau dengan kebolehannya sebagai mendalang wayang.
Dengan didukung oleh dosen pembimbing lapangan, Dr. Sidik Jatmika, S.IP., M.Si, program KKN ini memasukkan seni wayang dalam upaya sosialisasi kesehatan untuk lansia. Program yang dijalankan di desa Pingitan ini bertujuan tidak hanya untuk memberikan informasi kesehatan pada lansia tetapi juga untuk merangsang minat dan partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan.
Dalam pertunjukan mendalang wayang, dosen pembimbing lapangan bukan hanya memberikan informasi kesehatan dengan serius, tetapi juga dengan sentuhan humor yang menghibur. Pesan-pesan kesehatan tentang pola makan sehat, olahraga, dan perawatan diri disampaikan melalui tokoh-tokoh wayang yang hidup dalam setiap cerita yang dibawakan. Di awal acara, suasana meriah tercipta ketika dosen membuka pergelaran dengan sedikit tarian serta membawa kuda lumping. Mahasiswa KKN turut menari dengan memanfaatkan properti seperti topeng, selendang, dan barongsai kecil untuk memberikan nuansa seni.
Selain memberikan informasi, pertunjukan ini juga melibatkan interaksi langsung antara mendalang dan penonton. Di akhir acara, suasana penuh keceriaan tercipta ketika mahasiswa, dosen, dan warga sekitar bergoyang bersama, disertai dengan irama lagu “Jogja Istimewa” yang memperkuat kehangatan moment tersebut.
“Kami sangat senang melihat antusiasme masyarakat. Dengan car aini, kami tidak hanya memberikan informasi kesehatan, tetapi juga menciptakan moment kebersamaan yang berharga,” ujar Deny, ketua kelompok KKN.
Program KKN posyandu lansia dengan mendalang wayang ini bukan hanya menjadi ajang penyuluhan kesehatan, tetapi juga memperlihatkan budaya Indonesia. Dosen pembimbing lapangan yang turut serta sebagai mendalang wayang membuktikan bahwa pembelajaran tidak hanya berlangsung dalam kelas, tetapi juga menggabungkan seni dan budaya dalam pengabdian masyarakat.
