Mohon tunggu...
kkm 74 kkmgubuklakah
kkm 74 kkmgubuklakah Mohon Tunggu... Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Akun sekelompok Maliki Muda unggul bereputasi yang beradaptasi, bersosialisasi serta beraspirasi menjadi katalistor perubahan. Ceunah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Mengenang Gus Dur: nyangkruk bersama untuk meneladani nilai kemanusiaan dan keberagaman"

3 Februari 2025   13:37 Diperbarui: 3 Februari 2025   13:37 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penggerak Gusdurian haul Gus Dur ke-15

Penggerak Gusdurian Gelar Nyangkruk Bersama: Mengenang Gus Dur dalam Haul ke-15. 

Poncokusumo, 12 Januari 2025. Komunitas Gusdurian kembali menggelar acara refleksi tahunan dalam rangka Haul ke-15 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Bertajuk Ngrasani Gus Dur, acara ini berlangsung di Balai Desa Poncokusumo pada Minggu malam, mulai pukul 19.00 WIB.  Acara teralihkan dari acara awal yang berada di cafe belong samping balai desa, namun karena hujan membasahi permukaan akhirnya acara dipindahkan ke lokasi setempat yang lebih aman dari datangnya hujan dan petir.  

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari tokoh masyarakat, santri, akademisi, hingga masyarakat umum yang mengagumi pemikiran Gus Dur. Suasana nyangkruk yang santai dan penuh keakraban menjadi ciri khas acara ini, ditambah acara yang dipimpin oleh Gus Irul selaku penggerak pemuda dan moderasi di buat terpukau oleh pemateri atas penyampaian yang sangat memahamkan peserta berbagi cerita, pengalaman, serta pemikiran Gus Dur yang masih relevan hingga kini.

Gus yang asalnya dari Singosari, dalam penyampaiannya beliau menyampaikan bahwa acara ini bukan sekadar mengenang sosok Gus Dur, tetapi juga menggali kembali nilai-nilai perjuangan beliau dalam membangun keberagaman, demokrasi, dan kemanusiaan. "Kita tidak hanya mengenang, tapi juga melanjutkan perjuangan Gus Dur dalam membela hak-hak kemanusiaan, keadilan sosial, dan keberagaman. Semangat inklusif beliau harus terus kita jaga," ujarnya. 

Diskusi hangat dan refleksi kebangsaan selama acara, peserta diajak untuk berdiskusi mengenai berbagai topik yang berkaitan dengan pemikiran dan kiprah Gus Dur, termasuk sikapnya terhadap demokrasi, kebebasan beragama, serta perjuangannya dalam membela kaum minoritas.

Tarian sufi saat mengiringi lantunan puisi. 
Tarian sufi saat mengiringi lantunan puisi. 

Haul Gus Dur bukan sekadar peringatan, tetapi juga momentum untuk meneladani nilai-nilai yang beliau wariskan. Dalam penutupan acara, seorang peserta menyampaikan sebuah puisi yang diiringi dengan tarian sufi, dalam puisinya dikatakan bahwa Gus Dur bukan hanya milik satu kelompok, tetapi sosok yang diwarisi oleh seluruh bangsa Indonesia. "Gus Dur telah berpulang, tetapi gagasan dan keberaniannya masih hidup dalam hati kita. Kini, tugas kita adalah meneruskan perjuangannya dalam menjaga Indonesia yang damai, adil, dan beradab," pungkasnya.  

Dengan semangat kebersamaan, acara Ngrasani Gus Dur malam itu menjadi pengingat bahwa pemikiran dan perjuangan Gus Dur tetap relevan dalam menjawab tantangan zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun