Mohon tunggu...
soekito prawiroatmodjo
soekito prawiroatmodjo Mohon Tunggu... Administrasi - pribadi

lulusan ITB 1959 jurusan mesin pensiunan PNS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berpikir dengan Otak dan Berpikir dengan Hati Memang Beda

17 Oktober 2017   09:34 Diperbarui: 17 Oktober 2017   09:41 10181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menurut  Prof. A. Mubarok  MA. mulai "dibangkitkan" oleh Allah SWT sesudah ditiupkan Ruh-Nya, dengan bekal awalberupa kapasitas "Merasakan", kemudian "Berkehendak"dan  akhirnya "Berpikir".

Inilah yang nantinya akan menjadi sub-sub sistem dari Sistem Nafsani  y a i t u  J i w a.

Dijelaskan bahwa bekal awal ini masih dalam kualitas yang paling rendahatau sangat mendasardan akan berkembang sesuai dengan perkembangan kedewasaan manusia serta umur,hingga ajal tiba.

 

SUB-SISTEM HATI

Kemampuan "Merasakan"inilah menjadikan h a t i  sebagai suatu sensorabstrakatau non-fisik  yang memiliki sifat sangat sensitif  lebih unggul dibanding dengan sensor pancaindera yang berupa fisik dari organ manusia.

 

SUPER SENSOR HATI

Diantara sensor hati ada yang memilikikemampuanluar biasa sensitifnya dan kita sebut sebagai "super-sensor h a t i",dimana bisa menangkapdan merekamgetaran yang sangat lembut tetapi juga amatakurat,yang kita pahamidari Allah sebagai "getaran illahiatau nur illahi". 

Dan dalam bahasa Arab, "super-sensor h a t i"ini disebut fu'aadyang menurutAl-Qur'an, bahwa pada saat Nabi Muhammad di Gua Hira' didatangi malaikat Jibril, dan f u a d menjadi pintu masuk spiritualbagi turunnya wahyu.Lebih halus dibanding dengan k a l b u  yang getarannyamasih bisa dirasakan secara fisikal.

Insya allah, munculnya ilham, intuisi, inspirasi kedalam hatijuga melalui fu'aad  ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun