Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Presidensi G20, Momentum Menghijaukan Ekonomi Indonesia

31 Juli 2022   23:52 Diperbarui: 1 Agustus 2022   00:04 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia turut berkomitmen dalam menekan emisi karbon sebesar 29% sampai 41% pada 2030, dan mencapai Net-Zero Emission (NZE) pada 2060. Memanfaatkan momentum Presidensi G20, target itu bisa lebih cepat tercapai dengan kolaborasi dan dukungan global, termasuk dari anggota-anggota G20.

3. Menyuburkan Investasi
Tingginya tren investasi hijau adalah akibat dari meningkatnya perhatian investor pada isu-isu lingkungan. Isu terkait krisis iklim global, misalnya, mendorong hadirnya produk atau instrumen investasi yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Kini para investor asing sudah banyak yang beralih menginvestasikan dana mereka untuk proyek-proyek ekonomi hijau. Sehingga, Indonesia juga sudah saatnya untuk beradaptasi menuju ke model investasi berkelanjutan.

Mereka hanya akan mendanai proyek-proyek di negara-negara yang sudah siap beralih ke jalur hijau dan berkelanjutan. Pasalnya, jika berinvestasi pada investasi konvensional, para investor akan dikenai kebijakan pajak yang lebih tinggi.

Oleh kerana itu, apabila Indonesia bisa menerapakan ekonomi hijau sesegara mungkin, tingkat kepercayaan investor terhadap Indonesia akan meroket naik, lantas dengan sendirinya akan mampu menyuburkan investasi nasional.

4. Membuka Lapangan Kerja
Penerapan ekonomi hijau telah terbukti dapat menciptakan lapangan kerja baru yang lebih berkelanjutan (green jobs). Investasi dalam sektor ekonomi hijau diprediksi mampu membuka 7-10 kali lipat lebih banyak lapangan pekerjaan daripada investasi konvensional.

Pasalnya, lapangan kerja dalam sektor investasi hijau jauh lebih padat karya. Sejumlah lapangan kerja yang muncul seiring diterapkannya industri hijau adalah dari sektor energi terbarukan, kendaraan listrik, efisiensi energi, pemanfaatan lahan, dan pengelolaan limbah.

Hal itu selaras dengan laporan yang diterbitkan Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA). Dalam laporan berjudul "Renewable Energy and Jobs, Annual Review 2021" itu dikemukakan bahwa sektor energi terbarukan telah membuka 12 juta lapangan pekerjaan secara global sepanjang tahun 2021 lalu. IRENA juga mengklaim, sektor energi terbarukan mampu mempekerjakan 43 juta orang pada 2050 mendatang.

Dengan demikian, jika Indonesia dapat mengimplementasikan ekonomi hijau dengan baik, akan ada banyak lapangan kerja yang tercipta. Sehingga, angka pengangguran dan kemiskinan yang sempat naik dramatis akibat pandemi, juga dapat ditekan serendah mungkin.

5. Lahirkan Pedoman Ekonomi
Sebagai salah satu pilar perekonomian esensial Indonesia, pelaku UMKM juga diharapkan terlibat dalam kampanye netralitas karbon. Presidensi G20 bisa menjadi momentum guna menetapkan pedoman ekonomi hijau bagi pelaku ekonomi mikro, supaya berperan aktif menciptakan ekosistem ekonomi hijau dalam rantai produksi dan bisnisnya.

Langkah mewujudkan ekonomi hijau harus dilakukan secara kolaboratif sehingga tak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab dari pemerintah dan korporasi besar saja. Keterlibatan masyarakat dan pelaku UMKM juga sangat dibutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun