Kebiasaan itu sering berujung pada kekesalan saat mendengarkan nada dering gawai milik orang lain. Aneh, ya? Namun, memang itu lah situasi yang sering aku rasakan.
Dampak Buruk dari Generasi Bisu
Kendati terkesan sangat sepele, terlalu sering mengabaikan panggilan telepon ternyata dapat menggerus kemampuan komunikasi dasar manusia: berbicara.
Mereka yang terbiasa bersembunyi di balik aplikasi chatting, bisa mengalami kesulitan saat berbicara dengan orang lain, baik secara langsung maupun via telepon. Akan muncul kecanggungan ketika mereka dipaksa melakukannya.
Kebiasaan berkirim pesan ketimbang telepon akan mengubah cara otak kita dalam mengutarakan maksud dan ide yang hendak disampaikan.Â
Kondisi itu tentunya tidak baik bagi mereka yang tengah mengejar kariernya. Interaksi sosial di lingkungan sekitar juga akan turut terganggu seiring waktu.
Biar bagaimanapun, berinteraksi lewat telepon akan membuat kita lebih mudah terhubung dengan orang lain.Â
Selain itu, menyampaikan ide melalui media suara juga bisa mengurangi kesalahpahaman karena ada intonasi, ekspresi, dan emosi yang keluar saat sedang berbicara.
Saat kita sudah mulai lelah menghadapi kesibukan serta hiruk-pikuk kehidupan yang kita butuhkan adalah ketenangan. Meski begitu, jangan sampai ketenangan itu membawa dampak buruk bagi hidup kita ke depan.
Kamu boleh saja sesekali menghindari panggilan telepon asalkan tidak terlalu sering. Atau, minimal pilih-pilih mana telepon yang harus diangkat dan mana yang bisa diabaikan. Jangan semuanya dipukul rata. Bisa kacau nanti.
Orang-orang yang kerap kamu abaikan akhirnya akan mengaibakan kamu juga ketika mereka sudah sampai pada titik jenuhnya. Jangan sampai lupa.
Ingat, hindari pula untuk mengabaikan telepon dari bos kamu di kerjaan, bisa-bisa kamu nangis kejang-kejang besok paginya akibat kehilangan pekerjaan.