Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Generasi "Bisu", Kami yang Lebih Nyaman Berkirim Pesan Dibanding Telepon

23 September 2021   12:40 Diperbarui: 24 Maret 2022   01:56 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi generation mute (generasi bisu). | By View Apart/ Shutterstcok via NRF.com

Anak-anak milenial memang lebih suka mengobrol secara diam-diam via pesan agar orang lain tak menguping obrolan mereka. Menjaga privasi itu penting.

Orang-orang sepertiku dikenal dengan terminologi "generasi bisu". Fenomena itu sering dijumpai pada kalangan anak muda (milenial) yang merasa jauh lebih nyaman bertukar pesan via media sosial daripada telepon saat berkomunikasi.

Keengganan dalam merespons telepon yang aku alami ternyata sejalan dengan sebuah hasil survei BankMyCell. 

Mereka mencatat, 75 persen generasi milenial cenderung akan menghindari panggilan telepon lantaran dinilai terlalu menyita waktu. Adapun 64 persen di antaranya menghindarinya untuk mengabaikan orang manja (membutuhkan bantuan).

Dari 1.200 responden milenial yang ikut ambil bagian, 29 persennya cenderung menghindari telepon dari teman, lalu 25 persen dari keluarga, dan 21 persen dari tempat kerja. Bahkan, 81 persennya bisa sampai mengalami kecemasan sebelum memutuskan untuk menerima telepon.

Ada kecendrungan yang sangat tinggi pada kalangan anak milenial yang ingin berkomunikasi dangan lebih cepat dan langsung mendapat jawaban alias tidak bertele-tele alias to the point.

Bagi mereka, komunikasi melalui pesan akan jauh lebih praktis serta tidak kikuk. Mereka juga dapat melakukan kegiatan-kegiatan lain sambil chatting. Sehingga, lebih produktif dan efisien, di mana hal itu tidak bisa dilakukan sembari telepon.

Lewat pesan, mereka mempunyai lebih banyak waktu untuk memikirkan kata-kata yang akan diutarakan. Mereka pun merasa lebih percaya diri ketika hendak menyampaikan isi kepalanya.

Eksistensi generasi 'bisu' juga semakin dipertegas dengan sebuah survei yang dilakukan Ofcom. Mereka menemukan, hanya 15 persen dari remaja berusia 16 hingga 24 tahun yang menilai telepon sebagai sarana komunikasi yang paling penting. Sehingga, mereka cenderung mengatur gawainya dalam mode getar.

Karena mereka sering memeriksa layar gawainya, mereka enggak memerlukan nada dering untuk mengetahui apa ada seseorang yang menelepon mereka.

Gawaiku pun sudah sejak lama aku atur mode getar (silent) lantaran nada dering terdengar amat menyebalkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun