Hal itulah yang menjadi pemicu gugatan tiga darah dagingnya sendiri kepadanya. Mereka tidak terima karena merasa tak memperoleh bagian dari hasil penjualan rumah tersebut.
Kedua kasus tersebut hanyalah sebagian kecil fenomena orang tua yang digugat anak kandung karena persoalan materi. Pasalnya, terlampau banyak fenomena miris serupa yang terjadi di luar sana.
Lunturnya Moralitas
Ditilik dari perspektif moral dan agama, mereka sudah layak diberikan label anak durhaka. Akan tetapi, jika pola relasinya bisnis (untung-rugi), orang tua mereka bisa saja menggugat balik anak-anaknya.
Sebagai sosok orang tua, mereka sudah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit sejak anak mereka belia hingga dewasa. Bukannya dimuliakan ataupun diberikan perhatian, mereka justru disengsarakan karena persoalan materi yang sejatinya masih bisa dicari.
Jika dilihat dari segi yuridis, sepanjang orang tua masih hidup, anak-anaknya tak berhak atas harta benda kepunyaan mereka. Sudah seharusnya Pengadilan Negeri menolak gugatan semacam itu.
Tak satupun agama yang mengajarkan seorang anak untuk durhaka terhadap kedua orang tua. Bahkan, dalam ajaran agama Islam, melawan kehendak ibu tak ubahnya melawan Tuhan. Murka seorang ibu adalah murka Sang Maha Pencipta.
Maraknya kasus anak yang menggugat orang tua, menyibak lunturnya akhlak dan moralitas. Di mana kedua orang tua yang seharusnya dicintai dan dimuliakan, tetapi justru diseret ke meja pengadilan, terlebih di usia mereka yang sudah renta.
Air susu dibalas air tuba. Peribahasa itu agaknya tepat untuk mendeskrispikan fenomena tersebut. Kasih sayang orang tua tidak akan bisa dirupiahkan. Terkait biaya hidup, sekalipun bisa dijumlahkan, entah sudah berapa banyak materi yang dihabiskan orang tua demi merawat dan membesarkan sang anak.
Sebagai orang tua, apa mereka pernah mempersoalkan itu? Tentu saja tidak!
Kasih sayang ibu (orang tua) sepanjang masa. Mereka merawat darah dagingnya tanpa rasa pamrih, tanpa digaji. Mereka hanya ingin anak-anaknya kelak bahagia dan sukses dalam hidupnya, kemudian mampu memuliakan mereka.