Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Paradoks "Football Betting", Antara Berkah dan Wabah

24 Desember 2020   23:25 Diperbarui: 25 Desember 2020   11:29 785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Invasi rumah judi di jagat sepak bola sudah bergulir cukup lama. Eksistensinya dalam permainan adalah berkah sekaligus wabah.

Sepak bola dan perjudian merupakan dua entitas yang sama sekali berbeda. Sebuah paradoks. Melibatkan aktivitas perjudian dalam permainan sebelas versus sebelas sama halnya menanam sel kanker dalam organ vital manusia.

Bagaimana tidak, sepak bola merupakan olahraga yang sangat menjunjung tinggi fair-play dan sportivitas. Sementara judi acapkali menggerogoti dua aspek paling fundamental dalam permainan tersebut.

Ia tidak pernah gagal kala membusukkan banyak aspek dalam The Beautiful Game. Akan tetapi, di sudut lain, perjudian juga memiliki kontribusi besar atas eksistensi klub-klub dalam mengarungi kompetisi.

Penetrasi rumah judi di atas rumput hijau bukan sesuatu hal yang asing. Bahkan, di Inggris, perusahaan judi telah mengiringi langkah mereka sejak tahun 1923 silam. Kontribusi yang paling jelas terlihat dan krusial, yakni menjadi sponsor sejumlah klub profesional di level domestik.

Bagi penggemar klub-klub Liga Inggris, pamandangan logo rumah-rumah judi yang tercantum di kostum tim menjadi konsumsi rutin. Pasalnya, setengah dari tim peserta kasta liga tertinggi di Inggris musim 2020 disponsori oleh perusahaan gambling dari seluruh dunia.

Setengah dari klub peserta Liga Inggris musim 2020 disponsori rumah judi. | IG @classicfootballshirts
Setengah dari klub peserta Liga Inggris musim 2020 disponsori rumah judi. | IG @classicfootballshirts
Tak berhenti sampai di sana. Bahkan, 17 dari 24 klub di divisi Championship juga mempunyai logo serupa yang menghiasi kaus mereka. Artinya, 27 dari 44 alias 61 persen klub dua divisi teratas di Inggris tengah menjalin kerja sama sponsorship dengan sejumlah perusahaan judi.

Masifnya invasi perjudian di Liga Inggris membuat mereka memiliki hak eksklusif untuk tampil tak hanya sebatas di jersey pemain, tetapi juga di semua even klub, papan iklan di tepi lapangan, papan skor, bahkan menjadi nama stadion. Selain itu, ada lebih dari 9.000 rumah judi di sana.

Hal itu menegaskan bahwa judi adalah unsur yang selalu ada dalam permainan dan disiarkan ke jutaan pasang mata di Inggris dan di seluruh jagat. Kehadiran rumah judi secara konsisten melahirkan ekosistem dan pengaruh yang kelewat beracun di luar lapangan, terutama bagi generasi penerus bangsa.

Asumsi itu cukup beralasan jika menilik hasil audit Komisi Perjudian pada tahun 2018 lalu, yang mencatat bahwa 55.000 anak berusia 11 hingga 18 tahun di Inggris mengalami kecanduan terhadap judi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun