Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menelaah Keseimbangan Antara Bekerja dan Beribadah di Bulan Penuh Berkah

23 Maret 2024   23:56 Diperbarui: 24 Maret 2024   00:18 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://ashefagriyapusaka.co.id/wp-content/uploads/2023/08/work-life-balance-1.png

Diriwayatkan dari Ibnu Umar r.a (terlepas dari status atau tingkatannya), Rasulullah SAW pernah berkata, "Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan beribadahlah seakan-akan engkau akan mati besok pagi."

Bekerja dan beribadah adalah dua hal yang yang menurut hemat saya sama-sama penting. Agama Islam telah memberikan pandangan yang sangat proporsional terhadap dua aktivitas ini.

Bekerja merupakan aktivitas fisik dengan tujuan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan beribadah merupakan aktivitas jiwa yang bertujuan menciptakan ketenangan dan ketenteraman hati.

Jika kita beribadah saja tanpa bekerja, maka mustahil bisa hidup bahagia di dunia. Sebaliknya jika kita terus bekerja dan melupakan ibadah, maka mustahil bisa merasakan nikmatnya hidup.

***

David adalah seorang manager bank. Setiap bulan ia digaji Rp. 20 juta plus insentif 10% jika mencapai target bulanan. Kehidupannya tergolong hampir sempurna. 

David sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak, ia juga memiliki rumah sendiri, mobil dan tabungan. Hidup David serba berkecukupan sehingga banyak orang yang memimpikan kehidupan seperti dirinya.

Suatu hari dia datang ke lokasi hipnoterapi saya. David merasa selalu tidak puas dengan semua yang dimiliki saat ini. David merasa cemas dan khawatir akan kehidupannya. Ia takut miskin, takut gagal dan bahkan paling parah takut mati.

Awalnya saya pribadi cukup bingung dengan apa yang diceritakan oleh David. Saya coba mengakses masa lalunya dan ternyata semua baik-baik saja. David tidak pernah mengalami peristiwa buruk yang membuat trauma, sedih atau marah.

Sampai pada satu titik saya memberanikan diri bertanya tentang aktivitas spiritualnya. Disini akar masalah David perlahan mulai tersingkap.

David seringkali melewatkan waktu salat. Ia melaksanakan salat hanya untuk menggugurkan kewajiban dan itupun jarang dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun