Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

"Financial Fair Play", Bursa Transfer dalam Rangkulan Petrodolar

1 September 2020   07:48 Diperbarui: 1 September 2020   17:40 1600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski keduanya sama-sama dikuasai oleh konsorsium Timur Tengah, City membutuhkan waktu relatif lebih lama dari PSG untuk meraih trofi liga. Hal itu disebabkan Premier League jauh lebih kompetitif dibandingkan Ligue 1, dimana PSG nyaris tak memiliki seteru sepadan.

Manchester City memperoleh label klub petrodolar setelah pemilik Abu Dhabi United Group, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, mengambil alih klub sekota Manchester United tersebut dari tangan Thaksin Shinawatra senilai 200 juta paun pada tahun 2008.

Sebelum era petrodolar, karier The Citizens tak ubahnya roller coaster. Bahkan mereka sempat merasakan pahitnya degradasi hingga ke divisi ketiga liga Inggris pada tahun 1998.

Sejak diakuisisi oleh royal family Abu Dhabi, total Rp 33 triliun yang sudah dikucurkan guna berbelanja pemain. Alhasil, perlahan namun pasti prestasi City mulai merangkak naik.

The Citizens mencapai puncak prestasi mereka dengan menjuarai Premier League pada musim 2011/12 dan 2013/14. Hingga kini klub yang bermarkas di Etihad Stadium itu sudah mengoleksi 11 gelar domestik.

Bergeser ke Paris. Sebelum diakuisisi oleh Qatar Sports Investments (QSI) yang diketuai Nasser Al Khelaifi pada tahun 2011, prestasi PSG tersendat di era sepak bola modern, mengingat terakhir kali mereka juara Ligue 1 di musim 1993/94.

Setahun setelah kedatangan Nasser, dengan total Rp 21 triliun yang telah dihabiskan untuk belanja pemain, PSG sukses mengakuisisi titel juara Ligue 1 terus menerus hingga hari ini, kecuali di musim 2016/17 yang berhasil dibajak oleh AS Monaco.

Sementara di Liga Champions, baik City maupun PSG sama-sama belum meriah gelar juara. Masing-masing hanya mampu melaju hingga babak semifinal dan partai final.

Perlu diketahui QSI merupakan anak perusahaan dari Qatar Investment Authority (QIA) yang bertugas dalam mengelola dana kekayaan negara Qatar. Sedangkan Sheikh Mansour merupakan saudara tiri Presiden UEA saat ini, Emir Abu Dhabi, Khalifa bin Zayed Al Nahyan. Tak berlebihan kiranya jika menyebut PSG dan City sebagai state-run club.

Financial Fair Play dalam Rangkulan Petrodolar

Selain sama-sama dikuasai oleh konsorsium Timur Tengah, faktanya Manchester City dan PSG juga sama-sama pernah lolos dari hukuman FFP.

Sebuah situs Football Leaks--organisasi non profit independen serupa Wikileaks--mengungkap adanya kejanggalan dalam laporan keuangan miliki PSG dan City.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun