Mohon tunggu...
Rini Wulandari
Rini Wulandari Mohon Tunggu... Guru - belajar, mengajar, menulis

Guru SMAN 5 Banda Aceh http://gurusiswadankita.blogspot.com/ penulis buku kolaborasi 100 tahun Cut Nyak Dhien, Bunga Rampai Bencana Tsunami, Dari Serambi Mekkah Ke Serambi Kopi (3), Guru Hebat Prestasi Siswa Meningkat

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Matang Emosi dan Loyalitas Pekerja Lansia, Layak Jadi Alasan Masuk Bursa Kerja Lagi!

29 April 2024   14:03 Diperbarui: 30 April 2024   16:00 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja lansia di ranah boga sumber gambar tribunews.com

Benarkan pekerja lansia lebih loyal?. Mungkin faktor ini menjadi pertimbangan krusial kemunculan lowongan kerja untuk lansia, disamping kematangan emosi dan profesionalismenya. Apa itu Ageisme?.

Kemarin baru saja saya ketemu teman lama, seorang dokter spesialis. Ternyata  diusianya menjelang pensiun ia justru mengeluh jika profesinya tak bisa lagi memberinya kenyamanan. Pasalnya kerja keras menangani pasien menyebabkan jadwal kerjanya  terlalu penuh dan membuatnya lelah luar biasa.

Hasil rontgent terakhir, tulang di tubuhnya ada yang terdampak profesinya tersebut. Hanya karena pertimbangan anak-anaknya yang masih belum selesai studi, sementara istri tercinta adalah ibu rumah tangga sejati, maka ia memutuskan untuk terus bekerja.

Seiring waktu ia terus memikirkan, apa jenis pekerjaan yang bisa menghasilkan uang berkaitan dengan profesinya, tapi tak membuatnya habis waktu dan tenaga.

Pada akhirnya ia memilih menjadi seorang konselor. Dan disisa waktu luangnya ia bekerja di kantornya sendiri di rumah berhubungan dengan profesinya, tanpamelibatkan pasien yang intens. Untuk kebutuhan itu ia bahkan harus memaksa kuliah lagi demi tuntutan rencana yang telah dikonsultasikannya dengan rekan kerjanya.

Dengan rencana barunya itu, ia kini telah menyiapkan diri untuk "kerja profesional"saat pensiun di usia 60 tahun.

Apa yang dilakukan oleh teman saya adalah sedikit dari upaya yang mestinya memang harus dipersiapkan sejak awal saat kita pensiun namun ingin tetap terus produktif.

Artinya bukan sebuah halangan bagi para lansia untuk menjadi produktif, meskipun tak lagi menjadi berkah demografi.

Ilustrasi pekerja lansia di ranah boga sumber gambar kompas.com
Ilustrasi pekerja lansia di ranah boga sumber gambar kompas.com

Lansia Produktif? 

Inisiasi yang didorong oleh sebuah perusahaan boga untuk merekrut para lansia menjadi bagian dari divisi kantornya adalah sebuah fenomena menarik. Mengingat selama ini,kendalausia selama menjadi hambatan utama ukuran produktifitas. Artinya jika ada lansia masih tetap produktif, mungkin hanya dianggap kasus dan sesuatu yang luar biasa.

Perkembangan terbaru saat ini bisa disebut sebagai Lansia Produktif?. Ketika lansia justru diberdayakan kembali kemampuan dan kapasitas dengan pengalaman kerja sebelum masa pensiun dalam bentukkerja-kerja yang bisa mendorong dan mendukung produktifitas perusahaan.

Fenomena ini tentu ada kaitan dengan pengalaman para lansia yang sudah matang  selama bekerja sebelumnya dan perkembangan terbaru terkait digitalisasi.

Dalam sebuah penelitian, perkembangan digitalisasi dan hadirnya begitu banyak aplikasi yang memudahkan kerja-kerja manusia bahkan melalui Work From Home (WFH),sesuatu yang populer saat pandemi kemarin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun