"Orang lain kalah ganti pelatih, kita ganti pelatih biar kalah."Kita memang jagonya membuat bualan satire, pinter menyampaikan kritik lewat selera humor yang menggelitik.
Harus diakui, pelatih sekelas apapun tetap butuh waktu mempelajari kemampuan teknik dan mental pemain serta menerapkan pola permainan. Apakah tepat mengganti pelatih di tengah jalan, saat masih ada asa untuk melaju ke babak berikutnya, hanya PSSI yg paling tahu pertimbangannya untuk mengambil keputusan penting serta pertaruhan ini.
Sebagai penonton hanya bisa menonton dan cukup sampaikan satire biar tidak lebih stres.
Garuda masih miliki harapan, memang tidak lolos langsung, berada di peringkat 3-4 berarti akan bertarung lagi dengan Tim kuat yg sepertinya akan jadi rebutan Tim Timur Tengah.
Kluivert pastinya sudah mendapat pelajaran penting dari laga perdana lawan Aussie serta kumpul dengan pemain beberapa hari ini. Pola bermain terbuka dan menyerang meninggalkan ruang kosong di daerah pertahanan, pemain kita kalah cepat lomba sprint dan hadapi counter attack, bukanlah pilihan bagus. Semoga Tim pelatih bisa menyusun kepingan Puzzle lebih lengkap dan rapi sekarang.
Sepakbola sekarang mementingkan pertahanan, Â bahkan Brazil juga cenderung miliki lapisan pemain bertahan, cukup andalkan dua pemain striker hebatnya di depan, Vini Jr dan Rapinha. Kita memang tidak memiliki pemain kaliber dunia tersebut tapi polanya bisa dijadikan acuan untuk menjaga agar tidak kebobolan besar lagi.
Pertandingan hanya dinilai dari angka poin kemenangan yg didapat bukan persentase "Ball Possession", mendominasi permainan tanpa membuat gol hanya akan menghasilkan kelelahan fisik, saatnya mengejar impian bukan lagi membangun sepakbola masa depan. Sayang pemain naturalisasi yang telah jauh-jauh datang dan diambil sumpahnya, gagal lagi.
Jose Mourinho pernah berkata, "Permainan cantik hanya diingat selama 90 menit, tapi kemenangan akan dikenang selamanya."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI