Mohon tunggu...
Kirana Catur Y
Kirana Catur Y Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Kehabisan Tiket, Calon Penumpang Terancam Gagal Mudik

19 September 2015   21:28 Diperbarui: 19 September 2015   21:37 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Menjelang Hari Raya Idul Adha yang akan jatuh pada hari Kamis, 23 September 2015 Stasiun Tugu Yogyakarta dipadati penggunjung. Kepadatan ini selain dikarenakan dengan arus penumpang yang hilir mudik juga dikarenakan antrian tiket untuk mudik ke rumah halaman masing-masing. Namun sayang mereka harus dikecewakan pasalnya tiket kereta api sudah terjual habis. Hal ini dikarenakan selain Hari Raya Idul Adha juga liburan panjang. Tiket untuk harga dibawah Rp 200.000,00 sudah habis, hanya tersisa beberapa unit. Mayoritas semua tiket sudah dipatok ke harga yang tinggi yaitu Rp 220.000,00 dan eksekutif Rp 380.000,00 jurusan Jogja-Jakarta.

PTKAI sendiri pada tanggal 28 September nanti akan berulang tahun yang ke-70 tahun, dan mengadakan promo dengan menggetok rata semua harga tiket disemua kelas ekonomi dan eksekutif dengan harga Rp 70.000,000. Tiket promo yang disediakan oleh PTKAI sebanyak 70.000 tiket dari tanggal 7 hingga 28 September. Perhari perkereta hanya tersedia 5-7 tiket. Pada hari H pembukaan promo tiket, tiket langsung sudah habis terjual. Habisnya tiket ini didominan dengan pemesanan dari via online. Tiket dengan harga tertinggi Rp 380.000,00 pun akan mendapatkan fasilitas yang sama dan tidak dibedakan dengan harga dibawahnya. Peningkatan pemudik setiap tahunnya di Hari Raya sebanyak 10.000 jiwa. Penumpang yang hendak memesan tiket secara langsung di box tiket pun kesal dengan kenyataan mereka tidak dapat merayakan Hari Raya Idul Adha bersama keluarga.

“Saya terpaksa membeli tiket yang eksekutif dengan harga Rp 380.000,00. Karena sudah kehabisan tiket, dan saya juga sudah mendapat libur kerja. Jika tidak dipaksa saya tidak mudik. Jadi apa boleh buat.” Ujar salah satu calon penumpang PTKAI. Yang membuat berbeda pada tahun ini, PTKAI menambah satu unit kereta api disetiap jurusan di dasarkan pada permintaan customer. Ini sangat menguntungkan bagi penumpang, karena dengan penambahan unit kereta api kuota pemudik pun semakin banyak. Keadaan ini menjadikan sebagian calon penumpang resah, pasalnya sangat cepat tiket habis terjual sebelum waktunya. Penumpang kereta saat ini sudah cerdas, karena mereka dapat reservasi kereta via online.

Banyak penumpang yang akhirnya terpaksa harus pulang setelah Hari Raya, melewatkan hari besar tidak bersama keluarga memang seperti ada yang kurang. Contohnya bagi Eko yang berencana akan pulang kampung ke Jakarta, ia yag berencana pulang malam ini pun gagal karena tiket yang sudah habis. “Saya kehabisan tiket ke Jakarta, padahal saya ingin melewatkan Hari Raya Idul Adha ini bersama keluarga di sana. Karena Hari Raya Idul Fitri kemarin saya sudah tidak pulang karena tuntutan pekerjaan. Namun sekarang saya tidak dapat kumpul bersama keluarga lagi.”

Reservasi via online ini memang sangat merugikan bagi mereka yang gaptek (gagap teknologi). Karenanya mereka tertinggal informasi yang dibagikan oleh pihak PTKAI. Sehingga mereka kehabisan tiket kereta api. Terutama bagi mereka yang sudah diatas umur/lansia. Merek hanya dapat datang langsung ke TKP dan langsung kecewa pula karena tiket sudah habis. Segala suatu hal pasti terdapat keuntungan dan kerugiannya. Apabila berbicara mengenai keuntungan, untuk perkembangan terknologi memang sangat canggih dan pesat. Selain memudahkan kita dalam mengakses, irit waktu, dan pastinya dapat dibuka kapanpun dan dimanapun selama kita masih terhubung dengan jaringan internet.

Sebaiknya dalam hal pemesanan tiket, bagi yang sulit mengerti apabila dengan via online ada baiknya dan ada manfaatnya untuk perbanyak datang ke TKP untuk mengetahun informasi terbaru.

 

Sumber : customer service stasiun tugu yogyakarta

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun